REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan membebaskan lahan sepanjang 24 kilometer. Pembebasan lana ini bertujuan untuk percepatan pembangunan infrastruktur jalur Bedah Menoreh pada 2020.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo Gusdi Hartono mengatakan pada tahun ini Pemerintah DIY melalui Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM sedang menyusun studi kelayakan dan rencana detail teknis (DED) pembangunan infrastruktur jalur Bedah Menoreh.
"Tahun depan, tahapannya adalah perencanaan pembebasan lahan dan pelebaran jalan, khususnya jalan-jalan kabupaten. Pembebasan lahan ini dalam rangka percepatan pembangunan jalur Bedah Menoreh," kata Gusdi, Senin (25/11).
Ia mengatakan jalur Bedah Menoreh ini melewati jalan-jalan kabupaten. Kemudian yang melewati jalan provinsi sudah memenuhi standar lebar 14 meter. Sedangkan jalur Bedah Menoreh yang belum memenuhi standar dan syarat hanya jalan kabupaten karena lebarnya baru lima sampai tujuh meter sehingga harapannya bisa diperlebar menjadi 14 meter.
Pada 2020, DPUPKP mengusulkan perencanaan pengadaan tanah untuk pelebaran jalan sepanjang 24 kilometer. Harapannya, pada 2021 sudah dapat dilakukan konstruksi pembangunan jalan sehingga pembangunan jalan Bedah Menoreh segera terwujud.
"Jalur Bedah Menoreh yang dirancang sebagai penghubung Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) atau Yogyakarta International Airport (YIA) lebih nyaman dengan melewati titik-titik objek wisata yang ada di kawasan Bukit Menoreh segera terwujud," katanya.
Gusdi mengatakan kendala percepatan pembangunan jalur Bedah Menoreh ada dua persoalan. Pertama, medan yang cukup riskan karena melewati Bukit Menoreh. Kedua, dibutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang menangani pembebasan lahan sepanjang 24 kilometer. "Kami menargetkan jalur Bedah Menoreh sudah bisa selesai," harapnya.
Ketua II DPRD Kulon Progo Lajiyo Yok Mulyono mengharapkan pembangunan jalur Bedah Menoreh ini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah utara. Ia juga berharap Bedah Menoreh dapat membedah kemiskinan, membedah potensi lokal, dan menghidupkan potensi pariwisata.
"Kami berharap pemkab mengimbangi pembangunan jalur Bedah Menoreh dengan menyiapkan masyarakat dan mengoptimalkan potensi wilayah utara, sehingga dampak pembangunan Bedah Menoreh benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat," katanya.