Sabtu 23 Nov 2019 00:27 WIB

Staf Khusus Milenial Sesuai Kebutuhan Zaman

Staf khusus milenial diharap beri teladan ke anak muda.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily beranggapan, keputusan Presiden mengangkat tujuh milenial sebagai staf khusus (stafsus) merupakan langkah yang baik. Sebab, kebijakan yang diambil Presiden ke depannya juga akan menyesuaikan dengan perkembangan baru.

"Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan kekinian," ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Jumat (22/11).

Baca Juga

Menurut Ace, pemilihan stafsus dari kalangan milenial akan memacu milenial lainnya untuk semakin berprestasi. Hal tersebut juga sejalan dengan fokus pengembangan SDM yang dilakukan Presiden saat ini.

Lebih jauh dia menyebut, bahwa stafsus milenial itu diharapkan bisa menjadi teladan. "Kita tahu bahwa generasi milineal ini merupakan segmen yang paling besar dalam bagian demografi kita," tambah dia.

Ketika ditanya terkait pengalaman yang minim, dia beranggapan bahwa ketujuh milenial itu tidak memegang kebijakan eksekutorial. Sehingga, tidak akan terlalu berpengaruh signifikan pada kinerja ke depannya.

Selain itu menurut dia, posisi para stafsus milenial itu juga hanya sebatas memberi masukan, dan teman diskusi bagi Presiden. Sehingga yang mengambil kebijakan dari masukan tersebut, tetap pejabat yang memang berwenang.

"Lagi pula, sebagian mereka ini sudah memiliki karya dan prestasi yang perlu dibanggakan," kata Ace.

Ia mengklaim bahwa generasi milenial akan berpengaruh pada pemerintahan saat ini. Sebab, banyak pengalaman yang dimiliki milenial, yang tidak pernah dilakukan generasi sebelumnya.

"Misalnya penggunaan teknologi informasi yang memiliki keunggulan di era industri 4.0 ini," tuturnya.

Kepada Republika dia memaparkan, masukan dari para milenial harus menjadi pertimbangan. Pasalnya, kerap kali pemikiran out of the box yang mereka hasilkan, menjadi terobosan yang sukses.

"Kita harapkan dengan adanya kalangan milenial di sekeliling Presiden, bisa mempercepat transformasi Indonesia menjadi negara yang memiliki SDM unggul," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement