Jumat 22 Nov 2019 16:29 WIB

Bamsoet Akhirnya Mendeklarasikan Diri Jadi Caketum Golkar

Semakin tergerusnya elektoral Golkar jadi alasan Bamsoet maju di bursa caketum.

Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan deklarasi untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, (22/11).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan deklarasi untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Rizkyan Adiyudha

Wakil Koordinator bidang Pratama Bambang Soesatyo (Bamsoet) akhirnya menjawab pertanyaan sejumlah pihak terkait maju tidaknya dirinya dalam pemilihan calon ketua umum (caketum) Partai Golkar periode 2019-2024. Dihadapan awak media, Bamsoet pun mendeklarasikan diri untuk maju dalam pemilihan caketum Partai Golkar.

Baca Juga

"Dengan didasari kecintaan saya terhadap Partai Golkar, dengan mengucapkan bismillah, saya Bambang Soesatyo menyatakan siap menjalankan perintah para pemilik suara, para kader, dan berbagai organisasi yang pernah mendirikan Partai Golkar, berjuang untuk Golkar, untuk mengikuti kontestasi pemilihan ketua umum Partai Golkar pada periode 2019-2024," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11).

Sebagai calon pemimpin baru partai berlambang pohon beringin, Bamsoet menegaskan bahwa dirinya bakal membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk semua kader di setiap tingkatan untuk berkompetisi,  berkontribusi, dan berkarya bagi kepentingan bangsa. Bamsoet juga mengungkapkan alasan dirinya maju sebagai caketum Partai Golkar. Selain adanya desakan dari kader, salah satunya adalah semakin tergerusnya elektoral Partai Golkar.

Bamsoet menuturkan, Partai Golkar telah mengalami penurunan jumlah kursi yang signifikan dalam empat periode pemilu terakhir. Partai Golkar terhitung telah kehilangan lebih dari 43 kursi dari semula 128 kursi pada 2004 menjadi 85 kursi pada pileg 2019.

"Ironisnya penambahan jumlah pemilih pada pemilu 2019 yang seharusnya berdampak positif bagi suara Golkar, justru sebaliknya, Golkar kehilangan lebih dari satu juta suara dibanding pemilu sebelumnya," ujarnya.

Seperti diketahui, Munas Golkar rencananya akan dilaksanakan pada 3 hingga 6 Desember nanti. Dalam kesempatan itu, partai orde baru tersebut akan memilih ketua umum. Sejauh ini ada dua calon kuat yaitu Bamsoet dan Airlangga Hartanto.

photo
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Kesepakatan tidak tercapai

Ketua Tim Sukses Bamsoet Ahmadi Noor Supit mengungkapkan, adanya kesepakatan yang tidak tercapai dengan kuhu Airlangga Hartanto. Hal tersebut, dia mengatakan, kemudian menjadi alasan Bamsoet maju kembali sebagai calon pimpinan tertinggi menyaingi Airlangga.

"Saya mengklarifikasi pada semua pihak termasuk teman-teman apabila ada persyaratan dari sebuah komitmen dilanggar, komitmen jadi tak berlaku, enggak boleh dong sepihak, harus dua-duanya gentle, kalo ada persyaratan peryaratannnya harus dipenuhi dua-duanya," kata Ahmadi Noor Supit di Jakarta, Rabu (20/11).

Supit mengungkapkan, ada kesepakatan dalam bentuk komitmen yang telah diajukan kubu Bamsoet kepada kubu Airlangga. Dia mengatakan, syarat-syarat yang diajukan itu lantas dicatat, diakui, diterima dan akan dilaksanakan. Namun pada kenyataannya, sambung dia, tidak ada satupun persyaratan itu yang dilaksanakan.

Dia melanjutkan, alasan lainnya adalah kesepakatan kepanitiaan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) dilakukan secara bersama-sama. Namun, ungkapnya, ada 91 nama dari kubu Bamsoet yang dicoret dalam kepanitiaam sebagai Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC).

"Tapi semua itu dilanggar dengan cara-cara yang otoriter. Nah inilah yang membuat semua teman-teman yang merasa ditekan, masih ada tekan-menekan, masih ada seperti itu," katanya.

Supit juga mengonfirmasi adanya posisi Alat Kelengkapan Dewan (AKD) sebagai salah satu syarat yang juga dilanggar kubu Airlangga. Dia mengatakan, kesepakatan meminta anggota DPR yang sudah mengisi jabatan di AKD dijanjikan duduk kembali diposisi tersebut. Bahkan, tambahnya, pemberhentian dilakukan hingga ke tingkat Tenaga Ahli (TA) anggota DPR.

"Selain itu ada lagi, tapi saya secara moral tidak ingin membuka semuanya tetapi minimal itulah, hal-hal kecil saja seperti itu, fakta itu yang bisa dilihat dan dibuktikan," katanya.

Sejauh ini, Bamsoet mendapatkan dukungan dari tiga organisasi massa. SOKSI, FKPPI dan Pemuda Pancasila meminta kesediaan Bamsoet untuk kembali menyaingi Airlangga Hartanto dalan perebutan kursi pimpiman tertinggi partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) nanti.

"Bamsoet merupakan tokoh nasional yang memiliki rekam jejak bagus saat menjabat sebagai ketua DPR RI," kata Juru Bicara SOKSI Freddy Latumahina di Jakarta, Rabu (20/11).

Pernyataan itu, dia ungkapkan dengan melihat diangkatnya Bamsoet sebagai ketua MPR setelah menjabat sebagai ketua DPR. Freddy mengatakan, SOKSI ingin mempersembahkan tokoh nasional ini kepada bangsa melalui kepemimpinannya di Partai Golkar. Dia melanjutkan, keberhasilan Bamsoet memimpin parlemen negara menjadi salah satu eprtimbangan SOKSI mendorong Wakil Kordinator Bidang Pratama DPP Golkar itu untuk menyaingi Airlangga.

Freddy juga mengungkapkan, bahwa Bamsoet pernah bertemu tokoh senior Golkar yakni Presiden ketiga RI almarhum BJ Habibie. Kala itu, menurut dia, Habibie memberikan restu Bamsoet untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar dalam Munas.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum FKPPI Ponco Sutowo. FKPPI, dia mengatakan, memandang Bamsoet merupakan calon yang potensial menduduki pucuk beringin. Menurutnya, maju tidaknya Bamsoet bukan persoalan pribadi namun sebagai kader FKPPI harus membawa aspirasi perubahan di Golkar.

"Oleh karena itu kami meminta Bamsoet untuk komit maju. Apa pun komitmen saudara saya kira Anda juga punya komitmen kepada FKPPI, kita menetapkan untuk memperhatikan itu," kata Ponco.

Dukungan serupa juga diberikan ormas Pemuda Pancasila. Juru bicara Pemuda Pancasila Paskah Suzetta mengatakan Golkar bukan lah milik pengurus atau para anggotanya melainkan milik publik. Anggota Dewan Pembina Partai Golkar berharap, kemenangan Bamsoet nanti dapat membawa partai orde baru itu kembali mematuhi AD/ART partai.

photo
Perebutan Kursi Nomor 1 Golkar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement