REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Adji Prihammandana
Ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul di Alun-alun Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jumat (22/11). Para pelajar, taruna siaga bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan bencana, hingga masyarakat umum, hadir di lapangan itu sejak pagi hari.
Mereka menantikan kehadiran Menteri Sosial Juliari P Batubara yang dijawalkan datang dalam kegiatan pencanangan Kawasan Siaga Bencana (KSB) di Pantai Selatan Jawa. Tiga kabupaten yang masuk dalam kawasan yaitu Cilacap, Kebumen, dan tentunya Pangandaran.
Dalam pencanganan itu, dilakukan pula kegiatan simulasi bencana tsunami yang melibatkan ribuan masyarakat yang hadir. Simulasi itu bermula ketika terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 yang membuat warga panik berhamburan. Alarm peringatan dini tsunami pun berbunyi. Alhasil, masyarakat semakin panik dan suasana menjadi kacau.
Namun, petugas yang berada di lokasi segera menenangkan warga yang panik untuk mengevakuasi diri ke dataran yang lebih tinggi. Warga dikumpulkan di sebuah lapangan terbuka. Sementara warga yang terluka segera mendapat pertolongan pertama.
Salah satu pelajar yang ikut simulasi itu, Annida (12 tahun) mengatakan, kegiatan itu sangat penting bagi warga, apalagi yang tinggal di wilayah rawan bencana seperti Pangandaran. Ia menjelaskan, selama kegiatan pencanangan KSB, para pelajar juga mendapatkan berbagai pelajaran mengenai mitigasi bencana.
"Misalnya kalau ada gempa, kita harus segera ke kolong meja, jangan panik, jangan saling dorong, jangan lari," kata dia.
Menurut dia, kegiatan itu sangat berguna. Apalagi, lanjut dia, di wilayahnya sering terjadi gempa bumi.
Setelah mendapatkan pemahaman mengenai mitigasi bencana, siswi Madrasah Tsanawiyah Kalipucang itu berencana menyebarkan ilmunya kepada orang banyak.
"Agar lebih banyak orang tahu," kata dia.
Sementara itu, salah seorang warga Kecamatan Kalipucang, Rusman (59) menilai, edukasi kebencanaan angat penting bagi warga, khususnya yang berada di desa. Mengingat, belum banyak orang yang paham langkah-langkah yang mesti dilakukan ketika bencana terjadi.
"Kegiatan ini penting sekali apalagi Pangandaran pernah dilanda tsunami. Sekarang kami jadi tahu bagaimana menyelamatkan diri dan saling membantu apabila ada bencana," kata dia.
Masyarakat melakukan simulasi bencana tsunami di Alun-alun Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jumat (22/11). Simulasi itu dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam pencanangan Kawasan Siaga Bencana oleh Kementerian Sosial.
Salah satu pengurus KSB dari Kecamatan Adipala, Kabupaten Cialacap, Adi mengatakan, pencanangan KSB sangat berguna untuk mengedukasi masyarakat terkait mitigasi bencana. Dengan begitu, masyarakat di desa-desa dapat selalu siap siaga ketika saat terjadi bencana.
"Pokoknya kalau terjadi bencana, jangan panik dan segera mengevakuasi diri ke tempat aman. Kita juga akan terus memberi pemahaman warga," kata dia.
Sementara pengurus KSB dari Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jumbrih mengatakan, pencangan KSB penting dilakukan di wilayahnya, mengingat ketika tsunami terjadi pada 2006 terdapat banyak korban jiwa.
"Kalau sudah diberi pemahaman, insya Allah kita siap (menghadapi bencana)," kata dia.
Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, pencanangan KSB di Pantai Selatan Pulau Jawa merupakan merupakan tindak lanjut arahan Presiden pada Rakornas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tanggal 24 Juli 2019 agar semua pihak sensitif dan antisipatif terhadap bencana. Dalam pelaksanaan KSB ini, Kementerian Sosial berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BNPB, Basarnas, BMKG, Kementerian Desa, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, TNI, Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat.
"Pesan presiden agar kesiapsiagaan bencana ditingkatkan. Itu kan bukan hanya tanggung jawab Kementerian Sosial, tapi juga dengan BNPB, Kementerian PUPR, Kesehatan, dan lainnya. Karena itu, kita canangkan KSB," kata dia.
Ia menambahkan, dalam KSB juga direkrut kader milenial sebagai ujung tombak di daerah rawan bencana. Para kader itu akan membantu penanggulangan yang dilakukan organ lain seperti Kemensos, BNPB, Basarnas, dan lainnya.
Juliari mengatakan, pencanangan KSB di wilayah selatan Jawa lantaran wilayah itu dinilai memiliki kerawanan bencana yang cukup tinggi. Mulai dari gempa bumi, banjir, longsor, hingga tsunami, bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Kita harus siap siaga dan melibatkan masyarakat langsung dalan upaya mitigasi," ujar dia.
Juli menjelaskan, pelibatan masyarakat, terutama anak muda secara langsung, adalah hal yang penting. Ketika masyarakat dilibatkan, lanjut dia, pekerjaan pemerintah akan lebih ringan. Intinya, menurut dia, masyarakat harus diajarkan lebih siaga terhadap dengan beberapa pendekatan, salah satunya dengan pencanangan KSB.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pembantukan KSB merupakan bentuk perhatian pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait mitigasi bencana. Ia menyebutkan, dari 92 desa di Kabupaten Pangandaran, 30 desa di antaranya telah memiliki Kampung Siaga Bencana. Ke depan, ia ingin seluruh kawasan yang rawan bencana di wilayahnya dibentuk Kampung Siaga Bencana.
Menurut dia, pencanangan Kawasan Siaga Bencana maupun Kampung Siaga Bencana sangat berpengaruh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan mitigasi. Pasalnya, masyarakat juga dilibatkan langsung dalam simulasi bencana.
"Itu akan terus dilakukan. Jangan sampai terputus," kata dia.
Tak hanya dengan melibatkan masyarakat, Jeje mengatakan, simulasi bencana di Kabupaten Pangandaran juga telah melibatkan pelaku pariwisata. Hampir setiap tahun, pengelola hotel dan tamu yang menginap dilibatkan dalam simulasi bencana. Hal itu dilakukan agar pelaku pariwisata juga memahami mitigasi bencana, mengingat Pangandaran dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang dituju banyak orang.
"Dengan simulasi ini kan kita semakin siap, karena bencana bisa datang kapan saja," kata dia.
Masyarakat melakukan simulasi bencana tsunami di Alun-alun Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jumat (22/11). Simulasi itu dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam pencanangan Kawasan Siaga Bencana oleh Kementerian Sosial.