Kamis 21 Nov 2019 10:43 WIB

20 Keluarga Korban Konflik Sampaikan Kesaksian pada KKR

Korban yang menyampaikan kesaksian itu berasal dari seluruh wilayah Aceh.

Warga korban konflik masa lalu asal Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Kabupaten Pidie  (ilustrasi)
Foto: Antara
Warga korban konflik masa lalu asal Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Kabupaten Pidie (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sebanyak 20 keluarga korban konflik di Provinsi Aceh telah menyampaikan kesaksian kepada Komisi Kebenaran Rekonsiliasi (KKR) Aceh. Ketua KKR Aceh Afridal Darmi mengatakan, korban yang menyampaikan kesaksian itu berasal dari seluruh wilayah Aceh. "Mereka ada yang berasal baik dari pantai timur, barat, selatan, maupun kawasan tengah Aceh," katanya di Banda Aceh, Kamis (21/11).

Ia mengemukakan bahwa penyampaian keterangan tersebut berlangsung dalam rapat dengar kesaksian KKR Aceh yang berlangsung di Gedung Serba Guna DPR Aceh di Banda Aceh, Rabu (20/11). Rapat dengar kesaksian tersebut turut dihadiri utusan masyarakat Papua dan juga perwakilan negara-negara sahabat yang memberi perhatian terhadap hak asasi manusia di antaranya dari Kedubes AS, Irlandia, Inggris, Norwegia.

Baca Juga

"Rapat kali ini khusus mendengarkan kesaksian keluarga korban penghilangan orang. Mereka menyampaikan kronologi penghilangan orang mereka cintai termasuk upaya pencarian mereka lakukan," katanya.

Afridal menyebutkan mereka yang menyampaikan kesaksian tidak hanya masyarakat, tetapi juga dari unsur yang berkonflik seperti dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) maupun TNI/Polri.

Mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh tersebut berharap penyampaian kesaksian didengar oleh semua pihak, termasuk pemerintah. Tujuannya agar ada upaya-upaya pemulihan dari Pemerintah Aceh. "Penyampaian kesaksian tersebut adalah suara korban kepada publik dan ini jarang dilakukan. Setidaknya, dengan penyampaian tersebut, keluarga korban bisa melepaskan beban mereka selama ini," katanya.

Ia menyebutkan dalam rapat dengar penyampaian kesaksian tersebut banyak terungkap harapan-harapan korban penghilangan orang di masa konflik Aceh. Mereka umumnya berharap kalau keluarga mereka sudah meninggal dunia mereka ingin mengetahui di mana kuburannya.

"Ada juga yang berharap konflik Aceh jangan terulang. Konflik membuat masyarakat Aceh menderita. Semua suara korban ini akan kami sampaikan kepada pemerintah dengan harapan ditindaklanjuti," kata Afridal Darmi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement