Kamis 21 Nov 2019 05:40 WIB

3 Lokasi di Jakbar Jadi Proyek Awal Atasi Penurunan Tanah

Proyek atasi penurunan tanah ini dilakukan JICA untuk membantu negara berkembang.

 Rumah susun (rusun) Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat (Jakbar). Rusun Pesakih di Daan Mogot menjadi satu dari tiga lokasi di Jakarta Barat ditargetkan menjadi proyek awal mengatasi penurunan permukaan tanah oleh JICA. Dua lokasi lainnya, yakni Malibu Estate di Cengkareng Timur, dan Mal Taman Anggrek Grogol Petamburan.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rumah susun (rusun) Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat (Jakbar). Rusun Pesakih di Daan Mogot menjadi satu dari tiga lokasi di Jakarta Barat ditargetkan menjadi proyek awal mengatasi penurunan permukaan tanah oleh JICA. Dua lokasi lainnya, yakni Malibu Estate di Cengkareng Timur, dan Mal Taman Anggrek Grogol Petamburan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga lokasi di Jakarta Barat (Jakbar) ditargetkan menjadi proyek awal mengatasi penurunan permukaan tanah. Proyek ini dilakukan lembaga pemerintahan Jepang, yakni Japan International Cooperation Agency (JICA), untuk membantu negara berkembang.

"Mereka akan membuat rencana aksi (action plan) pada tiga kawasan area percontohan penanggulangan penurunan tanah di Jakarta Barat," Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakbar Fredy Setiawan di Jakarta, Rabu (20/11).

Baca Juga

Ia menjelaskan, dalam pemaparannya di Kantor Wali Kota Jakbar, JICA menargetkan Malibu Estate di Cengkareng Timur, Rusun Pesakih di Daan Mogot, dan Mal Taman Anggrek di Grogol Petamburan. Menurutnya, JICA telah menargetkan ketiga area tersebut untuk mengatasi penurunan permukaan tanah.

Namun, perlu kajian mendalam bagi JICA untuk menerapkan teknologinya di tiga lokasi di Jakbar tersebut. "Ada sejumlah usulanm yakni pembuatan fasilitas penampungan air hujan dan tambahan kapasitas tampungan waduk," ujar Fredi.

Terkait tiga lokasi di Jakbar itu, Fredi meminta JICA berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Misalnya, pengembang, pengelola mal, Suku Dinas Perindustrian dan Energi (Sudis PE) Jakbar yang mengawasi pajak air tanah, pihak kecamatan serta kelurahan.

"Mereka butuh lahan untuk pembuatan teknologi penampungan air hujan. Tentunya ini perlu pengkajian lebih dalam dan koordinasi dengan banyak pihak, seperti pengembang, pengelola mal dan Sudis PE Jakbar, termasuk kelurahan dan kecamatan," kata Fredi.

Fredi mengatakan jika terlaksana, langkah tersebut juga akan berpengaruh terhadap penanganan banjir rob di Jakbar.

Ketua Kelompok Kerja (pokja) Sosialisasi JICA Teppei Tsurubuchi mempresentasikan tiga lokasi di Jakbar tersebut akan dijadikan rencana aksi penanggulangan penurunan tanah. Dari pemantauan mereka, Malibu Estate Cengkareng Timur dinilai berhasil mengatasi masalah penurunan tanah.

"Dari tahun 2007-2010, terjadi penurunan tanah di Cengkareng Timur Malibu Estate. Namun, itu tidak lagi mengalami penurunan tanah dari 2014-2018, ini contoh yang bagus. Kami ingin menjadikan ini sebagai keberhasilan berhentinya penurunan tanah," ujar Teppei.

Teppei mengatakan, penurunan tanah di Cengkareng Timur disebabkan adanya suplai air dari Palyja pada 2010 sehingga pengambilan air tanah berhenti.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement