Selasa 19 Nov 2019 16:39 WIB

Kota Malang Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu

Wali Kota Malang berharap ada kerja sama antara pemerintah dan Ikatan Bidan Indonesia

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kota Malang di Balai Kota Malang, Selasa (19/11).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kota Malang di Balai Kota Malang, Selasa (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mendorong agar Angka Kematian Ibu (AKI) semakin menurun dibandingkan sebelumnya. Untuk itu, Wali kota Malang, Sutiaji berharap, adanya kerja sama baik antara pemerintah dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di wilayahnya.

"Upayanya kita minta ke IBI karena mereka yang bersentuhan dengan ibu-ibu melalui Posyandu ada ibu dan anak juga. Tidak hanya menurunkan AKI, tapi juga masalah stunting dan menghindari hipotiroid kongenital," ujarnya, saat ditemui wartawan di Balai Kota Malang, Selasa (19/11).

Ketua IBI Kota Malang, Lucia Reyne Fieke Ngantung menyatakan kesiapannya untuk menurunkan AKI hingga nol di masa mendatang. Target ini tidak lepas dari AKI terkini di Kota Malang. Dibandingkan tahun lalu, AKI di wilayahnya mengalami penurunan cukup baik.

"Tahun lalu itu ada sembilan, kita ini sekarang sudah empat," ujar Lucia.

Menurut Lucia, AKI yang terekap tidak sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab kebidanan Kota Malang. Proses awal pemeriksaan kehamilan hingga persalinan bisa saja di bawah koordinasi kebidanan luar Kota Malang. Hal yang pasti, dia menegaskan, pihaknya selalu berupaya meningkatkan mutu dan layanan untuk kesehatan para ibu.

Agar target penurunan AKI dapat tercapai, Lucia berpendapat, ini harus bersinergi dengan sejumlah pihak. Keterampilan para anggota IBI harus ditingkatkan melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. IBI juga dapat melakukan rapat lintas sektor dengan pihak lainnya.

"Yang pasti, kita tidak berdiri sendiri dalam menurunkan AKI. Dan kita komitmen untuk menghentikan AKI dan bayi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement