Ahad 17 Nov 2019 22:15 WIB

Ridwan Hisjam Sebut Klaim Dukungan Caketum Golkar Palsu

Dukungan caketum Golkar tidak akan diketahui karena pemilihan dilakukan tertutup.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Joko Sadewo
Ridwan Hisjam
Foto: twitter
Ridwan Hisjam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Ridwan Hisjam menyebut klaim dukungan dari Bambang Soesatyo (Bamsoet) maupun calon lain, dari sejumlah DPD Partai Golkar, adalah palsu. Ia menyebut klaim politik itu tidak bertanggung jawab dan tidak mengerti mekanisme Partai Golkar.

“Saya sampaikan tidak ada satupun caketum yang didukung oleh hampir 600 suara secara resmi, termasuk pak Airlangga,” kata  Ridwan saat dihubungi Republika, Ahad (17/11).

Ridwan menyebut masalah ini menunjukkan mereka tidak mengerti  mengerti AD/ART.  Di dalam AD/ART, kata dia, pemilihan calon ketum dilakukan secara langsung dan tertutup. Tidak melalui surat dukungan.

Selain itu, kata Ridwan, Partai Golkar itu paling demokratis. Jadi, tidak ada satupun caketum yang bisa menyatakan didukung oleh siapapun. Ridwan mencontohkan seperti DPD I Golkar karena tidak bisa melihat DPD II Golkar memilih siapa dalam pencoblosan.

“Dukungan semuanya hanya kepalsuan dan klaim politik yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Lihat saja deh, saat pemilihan caketum pada 4 sampai 6 Desember 2019,” kata dia.

Sebelumnya salah satu bakal calon ketua umum Partai Golkar  Bamsoet diklaim telah mengantongi suara sebanyak 383 suara dari tingkat DPD Golkar."Jumlahnya ada 14 ketua (DPD) tingkat I yang sama kita, dan kemudian ada 383 yang sudah menyatakan dukungan dan confirm," ujar Ketua DPP Partai Golkar yang mendukung Bamsoet, Andi Sinulingga di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Jumat (15/11).

Ia menjelaskan, 383 suara itu merupakan jumlah total dukungan untuk Bamsoet dari DPD I dan II Partai Golkar. Pihaknya juga telah mengurangi sekitar 50 suara untuk melihat kemungkinan margin of error.

Dengan jumlah suara yang besar tersebut, Andi menilai mustahil Airlangga Hartarto dapat meraih kursi Ketua Umum Golkar dengan aklamasi. Sebab, data tersebut belum termasuk dukungan untuk calon ketua umum lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement