Jumat 15 Nov 2019 17:37 WIB

Siswa di Ponorogo Bikin Plastik dari Kulit Buah Naga

Siswa SMAN 3 Ponorogo menciptakan plastik ramah lingkungan dari buah naga

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Dua siswa asal SMAN 3 Ponorogo menciptakan plastik ramah lingkungan dari buah naga. Plastik yang diciptakan itu adalah Edible Coating atau plastik yang lazim digunakan untuk membungkus makanan.

Dua siswa kelas XII itu adalah Fitriana Putri Anggraini (17) dan Umi Rohmatun Nafikah (17). Keduanya menciptakan plastik dari limbah kulit buah naga dan cangkang telur yang sudah tidak tepakai.

"Banyak pencemaran lingkungan dari bahan plastik yang digunakan untuk membungkus makanan dari plastik konvensional," kata Fitriana, Jumat (13/11/2019).

Sehingga, kata Fitriana, plastik sulit terdegradasi. Dari situlah terpikir untuk membuat pengganti plastik yang sudah ada saat ini.

Fitiriana menyebut bila Edible Coating buatannya itu dapat teruarai oleh lingkungan hanya dalam 30 hari. Sedangkan plastik konvensional bisa terurai membutuhkan waktu bertahun-tahun. Edible Coating buatannya itu bahkan bisa dikonsumsi atau dimakan.

Ia menceritakan, untuk membuat Edible Coating, terlebih dahulu kulit buah naga dikeringkan. Setelahnya, dihaluskan sampai lembut sehingga berbentuk seperti tepung.

"Karena buah naga ini musiman, kulit yang sudah dikeringkan dapat disimpan dan dipakai saat dibutuhkan," sambung Fitriana.

Fitriana Putri Anggraini dan Umi Rohmatun Nafikah, siswa kelas XII SMAN 3<a href= Ponorogo menunjukkan plastik dari kulit buah naga ciptaannya" width="100%" />

Penggunaan kulit buah naga menurutnya bukan tanpa sebab, sebab terdapat kandungan seperti polifenol yang menjadi senyawa alami pada tumbuhan dan bermanfaat untuk menjadi antibakteri saat digunakan sebagai bahan plastik, sehingga makanan akan menjadi lebih awet secara alami.

"Selain itu dalam polifenol juga bisa menjadi antioksidan yang bermanfaat dalam mencegah sel kanker dalam tubuh untuk berkembang," jelasnya.

Sementara, untuk mengekstrak cangkang telur sampai menjadi serbuk tepung dilakukan beberapa langkah. Seperti memasak dengan larutan NaOH selama 60 menit, yang kemudian di filtrasi menggunakan aquades untuk menghilangkan kandungan NaOH.

Setelah itu, kembali dipanaskan menggunakan HCl selama 60 menit. Lalu dilanjutkan dengan filtrasi menggunakan aquades juga untuk menghilangkan kadungan dari HCl. Setelah selesai dengan kedua langkah tersebut, kemudian cangkang telur dikeringkan dan dihaluskan.

"Setelah kulit buah naga dan cangkang telur selesai diolah menjadi tepung atau serbuk, maka keduanya di masukkan ke dalam wadah yang sudah berisi air dan dicampur dengan gliserol dan dipanaskan," terangnya.

Umi melanjutkan, dalam merebus campuran tersebut harus terus diaduk. Tujuannya agar tidak menggumpal dan ditunggu sampai mendidih. Setelah itu campuran tersebut dapat dituang ke dalam loyang atau cetakan sesuai dengan ketebalan plastik yang diinginkan.

"200 mililiter campurannya dapat menjadi tiga lembar plastik ukuran 30 kali 40 sentimeter," ujarnya.

Hasil karya kedua siswi dengan judul 'Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur dan Kulit Buah Naga Menjadi Edible Coating Untuk Memperpanjang Masa Simpan Makanan' ini membuahkan hasil saat dilombakan pada ajang Enviro Paper Competition 2019 di Universitas Diponegoro. Karya ini berhasil menyabet juara satu tingkat nasional.

Guru Pembimbing KIR SMAN 3 Ponorogo Sri Hayati mengaku, dalam hasil karya siswanya telah melalui beberapa proses ujicoba. Sebab hal tersulit dalam pembuatan Edible Coating dari kulit buah naga ini adalah menentukan komposisi antara bubuk buah, cangkang telur dan gliserol.

"Jika komposisinya tidak pas, maka plastik akan mudah robek," pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement