Kamis 14 Nov 2019 20:33 WIB

Pemkot Surabaya & Pemprov Jatim Diminta Hentikan Polemik GBT

Polemik GBT diminta dihentikan karena stadion tersebut menjadi venue Piala Dunia u20.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Karta Raharja Ucu
Pekerja memasang rangka besi untuk papan skor di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/10/2019).
Foto: Antara/Moch Asim
Pekerja memasang rangka besi untuk papan skor di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua KONI Jatim, Airlangga Satriagung meminta Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim mengakhiri polemik Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Menurut Airlangga, polemik tersebut harus segara diakhiri agar stadion kebanggaan warga Surabaya itu bisa terpilih menjadi salah satu venue pertandingan Piala Dunia U20 tahun 2021.

Apalagi, polemik yang ada menurutnya hanya karena kesalahan komunikasi saja. "Ada hal-hal yang kurang mengenakan kemarin-kemarin itu ya tolong disetop, kita bangun kebersamaan, kita bangun kesolidan. Supaya keinginan kita semuanya agar Surabaya ini bisa jadi tuan rumah untuk event tersebut (Piala Dunia U20). Saya yakin tidak ada friksi antar Pemprov sama Pemkot, kemarin itu mungkin hanya miss aja," ujar Airlangga di Surabaya, Kamis (14/11).

Baca Juga

Airlangga berpendapat, sebenarnya tidak ada masalah yang prinsipil dalam polemik Stadion GBT antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya. Airlangga bahkan mengklaim, sebenarnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sangat mendukung Pemkot Surabaya agar Stadion GBT bisa menjadi salah satu venue gelaran Piala Dunia U20 tahun 2021.

"Justru Bu Gubernur ini ingin membantu pemkot bagaimana caranya supaya (Piala Dunia U20) tidak lepas dari Stadion GBT. Kita gak usah menoleh ke belakang karena gak ada hal yang prinsip juga keinginan gubernur dan wali kota juga sama," ujar Airlangga.

Airlangga menegaskan, di Jawa Timur, stadion yang paling memadai untuk menyelenggarakan Piala Dunia U20 adalah Stadion Gelora Bung Tomo. Memang, kata dia, masih ada hal-hal yang masih harus dibenahi agar Stadion GBT menjadi semakin layak. Maka dari itu, dia meminta Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim, hingga pemerintah pusat besama-sama membenahi agar Stadion GBT benar-benar memenuhi standar digelarnya event internasional tersebut.

"Ini kan bukan sekedar urusan Pemkot, urusan Pemprov, tapi juga urusan pemerintah pusat karena ini menyangkut Indoneaia. Bukaan sekedar urusan lokal. Kalau pemerintah pusat, Pemprov, Pemkot, ngatasi masalah itu, Insya Allah gak ada masalah," kata Airlangga.

Setelah ditetapkannya Indomesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, beberapa polemik terjadi di Surabaya. Hal itu bermula dari adanya miskomunikasi antara Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jatim terkait usulan stadion.

Pihak pemkot bersikeras memperjuangkan Gelora Bung Tomo sebagai venue. Sementara Pemprov Jatim menyiapkan alternatif karena GBT dinilai masih perlu pembenahan, terutama soal bau sampah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement