Selasa 12 Nov 2019 10:16 WIB

Jatim Dorong Pembangunan Infrastruktur Jalan Lintas Selatan

Jalan Lintas Selatan yang belum terbangun sepanjang 300,60 kilometer.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) berjalan diantara aneka bunga saat meresmikan Desa Wisata Cerdas Maju Sejahtera (Dewi Cemara) di Desa Kedung Malang, Kediri, Jawa Timur, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) berjalan diantara aneka bunga saat meresmikan Desa Wisata Cerdas Maju Sejahtera (Dewi Cemara) di Desa Kedung Malang, Kediri, Jawa Timur, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemprov Jatim terus menggenjot pembangunan infrastruktur untuk mewujudkan konektivitas antara wilayah utara, tengah dan selatan. Salah satunya dengan mendorong penyelesaian pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) dimana saat ini telah terbangun sepanjang 379,52 kilometer.

Rencananya, JLS yang belum terbangun sepanjang 300,60 kilometer akan diselesaikan melalui mekanisme pendanaan atau loan dari Islamic Development Bank (IDB) sepanjang 71,685 kilometer. Meskipun nantinya masih tersisa sepanjang 228,915 kilometer.

“Pemprov akan terus berupaya untuk memfasilitasi dan berkoordinasi secara periodik dengan Kementerian PUPR, kabupaten/ kota, dan stakeholder terkait penyiapan readiness criteria pembangunan JLS,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Selasa (12/11).

Khofifah mengatakan, dengan koordinasi secara periodik antar stakeholder, dirinya berharap penyelesaian JLS dapat segera tercapai. Dengan terbangunnya konektivitas wilayah utara, tengah, dan selatan Jatim, maka akses antar wilayah menjadi lebih efektif dan efisien.

“Keberadaan JLS ini nantinya dapat meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa, menurunkan biaya logistik antar daerah, mewujudkan akses yang merata kepada masyarakat di seluruh wilayah, serta dapat mewujudkan sinergi antara pusat-pusat kawasan potensial di Jatim,” ujar Khofifah.

Selain mendorong penyelesaian JLS, Pemprov Jatim juga terus melakukan pembangunan infrastruktur utamanya untuk mengatasi masalah kekeringan. Dalam APBD TA 2020 mendatang, Pemprov Jatim akan melakukan kegiatan penanganan perpipaan pada 85 desa kekeringan yang memiliki sumber air.

“Sedangkan untuk beberapa desa yang tidak memiliki atau kesulitan sumber air maka akan dilakukan penanganan melalui maksimalisasi  kegiatan dropping air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan,” ujar Khofifah.

Orang nomor satu di Jatim ini menegaskan, penyediaan air bersih merupakan salah satu program prioritas Pemprov Jatim dan merupakan implementasi dari Jatim Akses dalam Nawa Bhakti Satya. Akses terhadap layanan air minum dan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan ini merupakan bentuk layanan dasar kepada masyarakat yang harus dipenuhi.

Pembangunan infrastruktur lainnya seperti yang tertuang dalam Jatim Akses, yakni Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional. Selain itu juga didoronh penanganan desa rawan kekeringan, pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu), dan program jambanisasi.

“Selain itu Pemprov juga akan melakukan pembangunan dan pengembangan pelabuhan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, serta memberikan subsidi angkutan kapal laut perintis di Kepulauan Madura,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement