REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kota Magelang bekerja sama dengan komunitas kelinci "Republik Terwelu Magelang" menyelenggarakan kontes kelinci. Ajang tersebut dihelat untuk mengembangkan potensi daerah setempat terkait dengan peternakan kelinci.
"Jika dikembangkan di Kota Magelang, peternakan kelinci dapat menjadi industri rumahan, apalagi pemeliharaannya juga relatif mudah," kata Sekretaris Daerah Pemkot Magelang Joko Budiyono ketika membuka kegiatan itu di kompleks kantor eks-Keresidenan Kedu di Magelang, Sabtu.
Kegiatan bernama Magelang Rabbit Festival "Battle of Giant 2" itu diikuti 112 peserta berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selain melampaui target awal 100 peserta, kegiatan itu juga melampaui rekor nasional kegiatan serupa sebelumnya dengan 71 peserta.
Joko mengatakan, permintaan daging kelinci untuk kebutuhan konsumsi di daerah itu mencapai satu ton per bulan dengan harga relatif mahal. Ia menyebut standar harga daging kelinci hidup saat ini di kisaran Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per kilogram.
Di lain sisi, Joko juga menyatakan persetujuannya untuk menjadikan kelinci sebagai pelengkap Taman Senopati, salah satu taman wisata dan kebun bibit tanaman, Kota Magelang. Ia berharap, pengunjung, terutama anak-anak, lebih mencintai hewan dan alam.
Kepala Disperpa Pemkot Magelang Eri Widyo Saptoko mengharapkan kegiatan berkaitan dengan kelinci itu, tidak hanya sukses dalam skala kontes atau lomba, tetapi juga dalam pengembangan serta edukasi ternak kelinci kepada masyarakat Kota Magelang. Ternak kelinci, menurutnya, selain disarankan sebagai hewan kesayangan, menarik dalam tampilan pada berbagai lomba, juga secara teknis daging kelinci potensial untuk sumber protein alternatif di luar daging sapi, kambing, dan ayam.
"Daging kelinci berprotein tinggi dan rendah kolesterol, sehingga sangat baik untuk anak-anak dan orang dewasa," katanya.
Magelang Rabbit Festival “Battle of Giant 2” menghadirkan sejumlah lomba dan kontes kelinci, antara lain Kontes Utama (Main Event) Flemish Giant (BoB, BosB, Best Magelang), New Zealand (BoB, BosB, Best Magelang), dan Rex (BoB, BosB, Best Magelang).
Beberapa kegiatan penunjang, antara lain Lomba Adu Bobot (FG, NZ, Rex) dan Lomba Mewarnai Tingkat Pelajar SD. Bertindak sebagai juri kontes dan lomba, antara lain Adi Rosdiantoro dan Erdos Pinilih.
Pada kesempatan terpisah, seorang pengurus "Republik Terwelu", Aryono Septa, menyatakan bangga karena kontes tersebut memecahkan rekor nasional untuk jumlah peserta. Ia berharap sukses kegiatan itu dapat berdampak pada keberhasilan usaha ternak kelinci yang pelan-pelan mulai disinergikan dengan program pertanian perkotaan yang mulai dijalankan Disperpa Pemkot Magelang.