Kamis 07 Nov 2019 13:07 WIB

Pengangguran di Bandung Menurun karena Transportasi Online

Penurunan penganguran karena terserapnya pencari kerja di sektor transportasi online

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah Mitra Driver (supir) Gojek antre untuk mendapatkan atribut baru pada Festival Apresiasi Mitra Gojek di Armor Kopi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/8/2019).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Sejumlah Mitra Driver (supir) Gojek antre untuk mendapatkan atribut baru pada Festival Apresiasi Mitra Gojek di Armor Kopi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Bandung menyebutkan pengangguran di Kota Bandung mengalami penurunan dari 8.44 persen menjadi 8.01 persen atau 96.465 penduduk. Salah satu faktor penurunan terjadi karena terserapnya pencari kerja di sektor transportasi online yaitu ojek dan taksi online.

"Dampak era 4.0 di dunia industri, banyak industri padat karya berkurang dan berganti dengan mesin. Angkot juga berkurang. Ada dampak positif Gojek dan Grab menyerap tenaga kerja. Itu salah satu menyerap pengurangan tenaga kerja," ujar Kabid Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kota Bandung, Marsana, Kamis (7/11).

Selain itu, ia mengungkapkan para pelaku home industry dibidang kuliner bermunculan di Kota Bandung. Termasuk program transmigrasi yang dilaksanakan selama ini oleh pemerintah pusat di Kota Bandung.

Untuk menekan pengangguran pun, menurutnya pihaknya memfasilitasi menyediakan lowongan pekerjaan kurang lebih 14.000 hingga 15.000. Kemudian jumlah pencari kerja mencapai 9.000 hingga 11.000. Namun yang terserap hanya 5.000 pencari kerja di Kota Bandung. Sedangkan sisanya diisi oleh warga dari luar Bandung.

Kepala Disnakertrans Kota Bandung, Arief Saefudin menambahkan era industri digital 4.0 berpotensi melahirkan banyak pengangguran. Sedangkan disatu sisi, Indonesia ke depanny akan memiliki bonus demografi yaitu penduduk produktif.

"Saat ini banyak masyarakat tidak mengetahui kita bonus demografi, overproduksi atau kelebihan tenaga kerja. Tidak berbanding lurus dengan lowongan pekerjaan yang tersedia," katanya.

Ia mengungkapkan agar penduduk produktif bisa bersaing maka harus diberikan pelatihan dan memiliki kompetensi yang baik. Selain itu, ekspor tenaga kerja ke luar Bandung bisa menjadi salah satu solusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement