REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Muhammad Fauzi Ridwan
Raihan (14 tahun) tampak serius memperhatikan satu per satu penjelasan yang disampaikan seorang pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Bandung, Jawa Barat. Tangan kirinya memegang gawai dengan aplikasi perekam suara yang menyala. Semua ucapan sang pegawai Batan Bandung pun terekam di dalamnya.
Siswa SMA Darul Muttaqin, Kabupaten Bekasi itu bersama puluhan teman seangkatannya sedang berkunjung ke Batan Bandung, lembaga yang mengurusi segala seluk beluk tentang nuklir. Para siswa yang berlatar belakang jurusan IPA diajak guru mereka untuk mengenal tentang tenaga nuklir ke sana.
Para siswa yang dibagi tiga kelompok ini mendatangi destinasi wisata nuklir di beberapa tempat.Salah satunya ruang pameran nuklir yang peresmiannya dibuka oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial beberapa waktu lalu.
Destinasi lain yang didatangi, yaitu Gedung A, tempat reaktor nuklir Triga 2000 disimpan dan beberapa tempat laboratorium. Usia para siswa masih di bawah 18 tahun sehingga dilarang masuk ke lokasi reaktor. Mereka lebih banyak mendatangi laboratorium- laboratorium.
Salah satu destinasi lain yang didatangi, yaitu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang berada di belakang area kantor Batan. Pada tiap destinasi, seluruh siswa mendapatkan informasi penjelasan dari petugas Batan.
"Saya baru pertama kali ke sini (Batan). Alhamdulillah banyak menambah wawasan dan jadi banyak tahu tentang nuklir," ujar Raihan di sela-sela mengunjungi destinasi laboratorium radio isotop dan senyawa bertanda, Selasa (5/11).
Raihan yang bercita-cita masuk kuliah di dua jurusan dakwah dan fisika mengaku ingin memperdalam ilmu di bidang tenaga nuklir. Selama ini, di kalangan siswa masih terbatas pengetahuannya tentang tenaga nuklir.
Pelajar lainnya, Aini Khusnah (16)mengaku datang ke Batan sebagai bagian dari agenda mata pelajaran di sekolah. Menurutnya, banyak ilmu yang diperolehnya selama berkunjung ke Batan. Sebab, penjelasan yang di sampaikan oleh petugas sangat jelas.
Fasilitas yang berada di Batan Bandung bisa diakses oleh masyarakat umum pada setiap hari Senin dan Selasa. Namun, pengunjung diwajibkan terlebih dahulu untuk mengajukan permohonan kunjungan.
Beberapa fasilitas yang ada, yaitu reaktor triga 2000 yang digunakan untuk riset. Kemudian, fasilitas analisis neutron untuk mengukur kualitas udara serta fasilitas radio isotop dan senyawa bertanda yang salah satu fungsinya memproduksi radio isotop. Salah satu kegunaannya, yakni sebagai fungsi untuk terapi kesehatan dan mendeteksi kanker.
Puluhan siswa SMA Darul Muttaqin, Kabupaten Bekasi berkunjung ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Bandung, Selasa (5/11). Kini Batan membuka diri sebagai destinasi wisata nuklir di Kota Bandung.
Di sepanjang lorong gedung A terdapat papan-papan plastik yang berisi informasi tentang nuklir. Humas Batan Bandung, Arie Widowati, mengatakan, pada ruangan pameran berisi profil tentang Batan Bandung berbentuk infografis dan video berdurasi 30 menit. Masyarakat bisa mengetahui lebih banyak tentang Batan melalui informasi yang disajikan tersebut.
"Ada profil manajemen dan bidang, serta kegiatan yang dilakukan, produk yang dihasilkan, dan sudah dikerjasamakan dengan instansi lainnya," ujar dia.
Arie mengatakan, batang kendali reaktor diproduksi oleh Batan. Inisiatif itu dilakukan ketika produksi di tempat lain sudah tidak beroperasi. Keberadaan instalasi pengolahan air limbah pun berfungsi mengolah seluruh limbah yang ada di Batan hingga memiliki kadar yang aman saat akan dibuang.
Selama bertugas di Batan, Arie mengaku menjalankan aktivitas seperti biasa layaknya orang bekerja. Namun, kata dia, Batan menggunakan standar dan prosedur yang ketat dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya. Sebab, ada risiko yang besar jika terjadi kecelakaan kerja.
"Selama menjalankan tugas sesuai prosedur, insya Allah aman-aman saja dan pegawai Batan setahun sekali diperiksa kesehatan dan pekerja radiasi tiga bulan sekali," kata dia. Reaktor, kata dia, digunakan jika terdapat permintaan untuk meradiasi. Hal itu dilakukan untuk menghemat bahan bakar. (ed: mas alamil huda)