REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo mengatakan, pencegahan radikalisme juga dilakukan terhadap ASN. Yang mana, pencegahannya dimulai saat tes CPNS dilakukan.
Ia mengatakan, akan ada materi khusus saat tes CPNS dilakukan. Dalam tes, akan disisipkan soal terkait wawasan kebangsaan.
Bahkan, katanya, ada tim yang disiapkan untuk menyusun soal-soal tersebut. "Kemudian, Tim Kementistek-Diknas dan Dikti yang menyusun soalnya, ada sekian persen yang kita berikan soal-soal mengenai wawasan kebangsaan," kata Tjahjo di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Senin (4/11).
Ia menjelaskan, radikalisme harus diwaspadai dari berbagai aspek termasuk ASN. Sehingga, dapat mencegah adanya perpecahan yang dapat terjadi karena adanya paham radikalisme di masyarakat Indonesia yang memang sangat beragam.
"Silakan orang berhak untuk berserikat, berpartai dan berormas. Orang berhak untuk melakukan ibadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing. Harus kita cegah yang bisa memecah bangsa," kata Tjahjo.
Sementara itu, untuk ASN aktif, katanya, bukan berarti tidak ada pencegahan. Yang mana, ada tim yang disiapkan untuk melakukan monitor terhadap ASN di seluruh Indonesia.
"Pekerjaan rumahnya satu, harus tegak lurus pada Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, itu saja untuk melayani semua masyarakar yang beragam," ujarnya.