Selasa 05 Nov 2019 05:47 WIB

Fraksi Nasdem Ingin Adanya Pembahasan Kembali RKUHP

NasDem ingin tetap dibuka lagi pembahasan RKUHP dengan melihat sinkronisasi asas.

Politikus Partai Nasdem Taufik Basari
Foto: Republika/Prayogi
Politikus Partai Nasdem Taufik Basari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Taufik Basari mengatakan fraksinya menginginkan adanya pembahasan kembali Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Sebab, ada beberapa pasal dinilai perlu ada perbaikan.

"Sikap Nasdem, kami ingin ada pembahasan, utamanya terhadap RKUHP, kalau RUU Pemasyarakatan tidak melihat ada masalah. Tapi RKUHP kita harap ada pembahasan lagi terutama untuk beberapa hal," kata Taufik Basari di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/11).

Baca Juga

Dia mencontohkan, di Pasal 2 tentang "living law", harus dipastikan tidak ada yang bertentangan dengan asas legalitas. Karena ketika membiarkan pertentangan, maka jadi persoalan adalah rancang bangun RKUHP ke bawahnya.

Di buku II, semangat kriminalisasi yang akhirnya over kriminalisasi. Terutama di Bab Kesusilaan. Selain itu juga pasal-pasal karet karena penafsiran aparat penegak hukum yang keliru.

"NasDem ingin tetap dibuka lagi pembahasan RKUHP, metodenya adalah dengan melihat sinkronisasi asas di Buku I RKUHP kemudian melakukan simulasi bagaimana penerapan pasal-pasal kontroversial," ujarnya.

Langkah itu, menurut dia, bukan berarti menafikan apa yang telah dilakukan anggota Komisi III DPR periode lalu. Namun, Fraksi Nasdem ingin menjaga agar semangat mengubah produk kolonial jadi milik kita sendiri tercapai tujuannya.

Taufik mengatakan, semangatnya memang ingin cepat selesai karena pembahasannya sudah lama. Ketika diagendakan untuk pembahasan, Komisi III DPR RI harus intensif membahas itu sehingga akhir tahun ini sudah selesai.

"Bagi kami ketika ada produk UU yang diuji di MK dan dikabulkan, berarti ada masalah substansi dalam pembahasannya. Tentu kita ingin agar jangan sampai ada ketentuan UU yang secara substansi itu bermasalah dengan konstitusi, menimbulkan ketidakpastian hukum," katanya.

Menurut dia, kalau nanti dari fraksi-fraksi ada komunikasi untuk meminta jalan tengah, Fraksi NasDem terbuka melakukannya. Dia menegaskan fraksinya tidak ingin RKUHP menjadi hukum yang menakutkan dan melenceng dari keinginan untuk membuat hukum yang anti-kolonial.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement