Ahad 03 Nov 2019 11:01 WIB

Langkah Anies Setelah Geger Aibon dan Pulpen

Dua pejabat Pemporv DKI mundur terkait kasus anggaran lem aibon dan pulpen.

Program Anies Baswedan (ilustrasi)
Foto:

Peningkatan Sistem Anggaran

Anies Baswedan mengatakan, sistem penganggaran DKI Jakarta melalui sistem elektronik atau e-budgeting yang telah dijalankan sejak beberapa tahun terakhir akan ditingkatkan (upgrading).

"Bukan mengganti, ya. Upgrading. Kalau mengganti, kesannya meniadakan sama sekali. Ini hanya mau upgrade saja sehingga sistemnya smarter and smarter," kata Anies di Jakarta, Jumat (111).

Anies mengatakan, dengan meningkatkan sistem e-budgeting, selain anggaran bisa diakses, publik atau masyarakat juga nantinya bisa memberikan komentar.

"Kami mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan smart system. Itu kami pegang. Yang akan dilakukan adalah tetap anggaran itu bisa diakses. Bahkan, selain bisa dilihat, publik juga bisa memberi komentar. Saat ini, publik hanya bisa lihat tapi tidak bisa memberikan feedback," ucap Anies.

Anies menyebut upaya pembaruan e-budgeting bukan baru dilakukan setelah adanya ricuh kejanggalan anggaran dalam dokumen KUA-PPAS 2020 yang disebut karena kesalahan input. Upaya ini telah lama disiapkan dan akan diluncurkan pada akhir tahun 2019.

"Sudah dikerjakan, akan digunakan Januari (2020). Artinya, tidak dibikin karena ada keramaian kemarin, bukan. Itu sudah dikerjakan setahun lebih, sudah direncanakan akan diluncurkan akhir tahun ini," tuturnya.

Menurut Anies, upaya peningkatan e-budgeting ini karena belajar dari kasus sebelumnya dengan adanya anggaran janggal yang dinilainya tidak hanya karena unsur manusia, yang ia sebut dengan malas, tidak tertib, hingga menggunakan informasi yang tidak sesungguhnya. Anies menilai itu juga terjadi karena faktor sistem.

"Karena perilaku seperti itu bisa dikerjakan di sistem ini. Nah, sistemnya nanti bukan saja faktor ini, tapi termasuk faktor keamanan data, partisipasi, termasuk faktor pengujian semua informasi. Intinya jika sifatnya repetitif, mekanistik, itu bisa dilakukan pengujiannya oleh sistem. Tapi, yang sifatnya judgment itu harus dibangun artificial intelligence ataupun juga dengan menggunakan manusia," ucapnya.

(antara ed: firkah fansuri)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement