Sabtu 02 Nov 2019 22:00 WIB

Museum Rasulullah Depok Diprediksi Sedot 6-8 juta Wisatawan

Syafruddin menjelaskan, museum ini tidak hanya ditujukan kepada umat Islam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Endro Yuwanto
Rapat Pengurus DMI. Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin (tengah) saat memimpin rapat di kantor pusat DMI di Jakarta Pusat, Rabu (10/7).
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Rapat Pengurus DMI. Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin (tengah) saat memimpin rapat di kantor pusat DMI di Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin menyatakan, Museum Rasulullah SAW yang akan dibangun di Depok, Jawa Barat, berdampak pada sektor pariwisata. Bahkan, ia mengatakan, museum itu akan menyedot enam sampai delapan juta wisatawan per tahun.

"Akan menjadi destinasi wisata Islam yang akan terkenal. Bahkan kami sudah hitung secara teknis, kira-kira enam sampai delapan juta (wisatawan) per tahun yang akan datang, dengan perhitungan jumlah masyarakat Indonesia," ujar Syafruddin.

Namun, Syafruddin menjelaskan, museum ini tidak hanya ditujukan kepada umat Islam, tapi juga kalangan non-Muslim. Dia kemudian merujuk pada sebuah masjid yang indah dengan arsitektur modern di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yang 80 persen pengunjungnya adalah non-Muslim.

"Orang China, dari mana-mana, yang penting dia menutup aurat, diperbolehkan masuk. Foto-foto, pulang, dia punya kenangan. Karena itu, museum ini akan menampilkan sisi humanis dan toleransi oleh Rasulullah SAW di saat itu," papar Syafruddin.

Syafruddin juga mengingatkan, sejarah Islam identik dengan sejarah peradaban manusia sehingga harus disampaikan kepada publik terutama generasi muda untuk bersama-sama dijaga dan disebarkan kepada yang lain. "Harus kita informasikan kepada generasi muda sejarah peradaban ini," jelasnya.

Museum Rasulullah SAW itu, lanjut Syafruddin, akan menggunakan teknologi terbaru. Dia pun telah melihat langsung kecanggihan teknologi tersebut di Madinah, Arab Saudi. Konsep museum ini didesain secara modern sehingga pengunjung dengan hanya menyentuh layar hologram dapat melihat sejarah Rasulullah SAW. "Jadi ya kecanggihan yang ada sekarang, yaitu sudah menggunakan G5, digital teknologi, dan ada juga artificial intelligence. Dan saya sudah melihat secara langsung di Madinah," ujarnya.

Syafruddin memperkirakan pembangunan museum ini akan dilakukan dalam waktu dekat, setelah pertemuan teknis dengan Yayasan Wakaf Assalam pada Senin (4/11) awal pekan depan. "(Mulai dibangunnya) sesegera mungkin setelah pertemuan teknis besok, ya paling tidak di awal tahun depan, Januari," katanya.

Pembangunan Museum Rasulullah SAW ini didasarkan pada nota kesepahaman (MoU) antara DMI, Liga Muslim Dunia, dan Yayasan Wakaf Assalam. Museum Rasulullah ini dibangun dengan biaya dari Liga Muslim Dunia. "Dananya akan di-founding oleh Liga Muslim Dunia, tapi kami juga punya tugas dan kewajiban-kewajiban," jelas Syafruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement