Jumat 01 Nov 2019 12:26 WIB

44 Siswa dan 3 Guru Minta Pindah dari Wamena karena Trauma

Siswa dan guru ini ingin pindah karena khawatir kerusuhan terjadi lagi

Seorang warga berada di puing rumahnya yang terbakar di kawasan Hom-hom, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (12/10/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Seorang warga berada di puing rumahnya yang terbakar di kawasan Hom-hom, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (12/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA - Sebanyak 44 siswa dan tiga guru di SMA Negeri 1 Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua minta pindah ke luar karena trauma. Kepala SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono mengatakan tiga orang itu berasal dari unsur guru tidak tetap.

"Sebanyak 44 siswa itu saya sudah tandatangan surat pindahnya," katanya, Jumat (1/11).

Puluhan siswa dan tiga guru ini memiliki alasan pindah karena dikhawatirkan peristiwa kerusuhan seperti pada 23 September terjadi lagi. "Alasan ketiga, mereka mencari tempat yang dianggap mungkin memberikan kenyamanan bagi mereka," katanya.

Baru 544 dari total 900 siswa di SMA Negeri 1 Wamena yang sudah masuk sekolah. Sebagian dari jumlah yang belum masuk sekolah itu ada yang dititipkan di sekolah lain di luar Papua dan sebagiannya tidak jelas.

"Ada siswa belum masuk yang tidak ada keterangan, sehingga pada kesempatan ini saya sampaikan kepada orang tua untuk proaktif melapor ke sekolah mengenai anak-anak," katanya.

Yosep mengatakan sebentar lagi siswa akan mengikuti ulangan, termasuk ujian sehingga orang tua perlu membantu pihak sekolah untuk memberikan keterangan terkait anak-anak yang belum hadir.

"Untuk kelas XII, segera kami melaksanakan falidasi data sebagai peserta ujian jadi kami butuh kerjasama orang tua murid," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement