REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gelaran Festival Batik Lampung (FBL) untuk pertama kalinya di Lampung tahun 2019 dapat mendorong dalam membangun kreativitas perajin batik di daerah. Dampaknya, dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di Provinsi Lampung.
Wakil Gubernur Chusnunia mengatakan FBL 2019 tidak saja acara seremonial semata tapi juga mendorong kreativitas para perajin batik di daerah, dalam membangun ekonomi kreatif. "Banyak kreasi-kreasi baru, acara ini bagus untuk untuk kreativitas perajin batik kita," kata Chusnunia di arena FBL 2019 Galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung, Kamis (31/10).
Ia mengatakan pascafestival bertumbuhan perajin batik di Lampung yang kreatif dan produktif. Sehingga semakin banyak lagi kecintaan masyarakat terhadap batik nasional khususnya batik khas daerah Lampung.
Kepada perajin, dia meminta terus munculkan kreativitasnya dalam mencintai batik Lampung. “Silahan untuk semakin memunculkan kreativitasnya," ujarnya.
Wagub menyatakan, FBL 2019 menjadi ajang promosi kerajinan batik khas Lampung untuk dikenalkan kepada publik. Hadirnya FBL tersebut, ujar dia, ternyata memunculkan banyak perajin batik dengan beragam jenis dan motifnya.
Pada kesempatan itu, Wagub mengunjungi setiap stand dari kabupaten/kota se-Lampung. Ia juga mendapat kesempatan mencoba melakukan proses membatik dengan teknik ecoprint. Teknik ini menggunakan daun yang diletakkan di atas kain putih, lalu disusun membentuk pola yang indah dan dipukul menggunakan palu.
Wagub menyaksikan proses membatik yang diperankan para pelajar, termasuk pelajar penyandang disabilitas.
FBL 2019 digelar dua hari sejak Rabu (30/10). Seluruh kabupaten/kota menjadi peserta festival. Ajang ini juga menampilkan motif batik dari berbagai perajin batik daerah. Tak hanya perajin kawakan, FBL menampilkan perajin batik dari kalangan pelajar sekolah umum dan juga sekolah khusus.