REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mulai 1 November 2019, KA Lodaya Pagi, Lodaya Malam, dan KA Malabar berhenti di Stasiun Ciamis. Menurut Manager Humas Daop 2 Noxy Citrea, selama ini warga Ciamis naik dan turun kereta tersebut dari Stasiun Tasikmalaya dan Stasiun Banjar, maka mulai awal November bisa langsung dari Stasiun Ciamis.
Menurut dia, kebijakan tersebut merupakan peningkatan pelayanan bagi masyarakat Ciamis yang hendak bepergian dengan kereta api menuju ke berbagai wilayah. Selama ini, ada tiga kereta yang berhenti di Stasiun Ciamis yaitu KA Mutiara Selatan tujuan akhir Stasiun Malang, KA Pasundan tujuan Surabaya Gubeng, dan KA Kahuripan tujuan Blitar.
"Mulai 1 November, masyarakat Ciamis juga bisa menggunakan KA Lodaya relasi Stasiun Bandung-Solo Balapan serta KA Malabar relasi Stasiun Bandung-Malang sebagai pilihan kereta api,” ujar Noxy Citrea, Kamis (31/10).
Noxy mengatakan, Stasiun Ciamis terus dibenahi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Beberapa perubahan di stasiun ini, mulai dari area parkir yang semakin tertata, ruang tunggu, mushola, dan toilet yang semakin nyaman. Bahkan kendaraan umum untuk menunjang mobilitas masyarakat yang turun di Stasiun Ciamis kini aksesnya sudah semakin mudah.
"Semoga dengan penambahan beberapa kereta berhenti di Stasiun Ciamis akan meningkatkan kunjungan ke wilayah Ciamis," katanya.
Ciamis adalah kota dengan banyak destinasi wisata seperti Curug Tujuh dan Situ Lengkong. Makanan khas seperti galendo, selai pisang, atau abon, adalah beberapa contoh cemilan menarik dan enak dari Ciamis.
Noxy berharap dengan penambahan beberapa kereta berhenti di Ciamis akan semakin meningkatkan kecintaan, memudahkan mobilisasi dan semakin banyak masyarakat Ciamis yang menggunakan kereta api. Selain itu, pariwisata di Ciamis bisa meningkat.