REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Hujan dengan intensitas kecil dinilai belum dapat memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan. Pemadaman karhutla secara total butuh hujan konvektif berskala meso khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai pengirim asap ke Kota Palembang.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Benny Setiaji mengatakan hujan sistem konvektif berskala meso atau Mesoscale Convective System (MCS) ditandai dengan pembentukan awan hujan (Cumulonimbus) sepanjang lebih kurang 200 kilometer.
"Hujan skala meso diyakini dapat memadamkan titik-titik panas karhutla karena hujan yang turun berlangsung lama dan biasanya terjadi pada malam hingga pagi hari," ujar Beny di Palembang, Senin (28/10).
Meski demikian aksi tim satuan tugas gabungan pemadam karhutla tetap diharapkan terus berjalan. Hal itu sembari menunggu hujan konvektif berskala meso untuk meredam kobaran api agar tidak membesar, dan meminimalkan dampak asap yang membahayakan.
Sejauh ini BMKG baru memprediksi hujan dalam intensitas kecil yang belum dapat diandalkan sepenuhnya untuk memadamkan karhutla. Hal itu karena belum cukup membasahi lahan gambut hingga ke dalam tanah.
Hujan berpotensi terjadi pada 28-30 Oktober di Wilayah Sumsel akibat adanya Borneo Vorteks atau Sirkulasi Kalimantan yang disebabkan penarikan massa udara ke pusat tekanan rendah di Samudera Hindia.
"Sirkulasi Kalimantan menyebabkan masuknya massa udara dari Laut Cina Selatan dan Laut Jawa ke wilayah Sumsel, sehingga ada potensi hujan pada 28-30 Oktober 2019," tambahnya.
Hujan dengan kriteria sedang hingga lebat pada 28-30 Oktober akan turun di Kabupaten Musi Rawas, Muratara, Empat Lawang, Musi Banyuasin, Lahat, PALI, OKU, OKU Selatan, Muara Enim, Banyuasin, Kota Palembang, Lubuklinggau, Pagaralam dan Prabumulih. Hujan dengan intensitas ringan turun di Kabupaten OKI, Ogan Ilir dan OKU Timur.
Sementara itu, BPBD Sumsel mencatat setidaknya 174.528 hektare lahan sudah terbakar hingga 15 Oktober 2019, luas terbanyak berada di Kabupaten OKI yakni mencapai 83.212 hektare atau 47,68 persen dari seluruh karhutla di Sumsel.