REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Erwin Moeslimin Singajuru menilai posisi wakil menteri (wamen) yang dilantik Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Jumat (25/10) kemarin membuat kabinet Jokowi terlalu gemuk. Menurutnya, posisi wakil menteri terkesan hanya untuk mengakomodasi kepentingan sejumlah pihak.
"Bisa jadi seperti itu (mengakomodasi kepentingan politik sejumlah pihak)," kata Erwin usai diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/10).
Hal tersebut terlihat dari beberapa kelompok yang kecewa lantaran perwakilannya tidak masuk ke dalam jajaran menteri kemudian dimasukan ke dalam kabinet. Bahkan ada juga yang mengancam akan membubarkan diri lantaran kecewa dengan kabinet yang disusun Jokowi. "Bisa saja alat tawar juga model model begitu," ucapnya.
Kendati demikian, Erwin menyambut positif adanya posisi wamen tersebut. Menurutnya, pengangkatan beberapa orang sebagai wamen tersebut juga bisa diartikan sebagai upaya kaderisasi kepemimpinan bangsa. "Ini kan muda-muda, kita jangan underestimate dulu lah. Kita lihat nanti kan belum bisa juga kita evaluasi kan lagi berjalan," kilahnya.
Lagipula, imbuh Erwin, kewenangan tertinggi tetap dipegang oleh menteri. Menurutnya, di kalangan politisi posisi wamen dianggap hanya untuk pelipur lara. "Sebenarnya kalau istilah politik atau kita just kiddingnya, (wamen) untuk jabatan pelipur lara aja, bisa juga begitu, pelipur lara maksudnya mengisi hal-hal yang sebagian, tidak semua," ungkapnya.
Namun, Erwin tetap meyakini bahwa orang-orang yang dipilih Jokowi untuk dijadikan wamen bukan orang yang sembarangan. Ia berharap Pemerintahan Jokowi bisa bekerja semakin cepat.