Kamis 24 Oct 2019 16:45 WIB

Purbalingga Kembangkan Wayang Suket sebagai Ikon Daerah

Kerajinan wayang suket hanya diproduksi oleh perajin dari Purbalingga.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Esthi Maharani
Karakter wayang (ilustrasi).
Foto: seasite.niu.edu
Karakter wayang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten Purbalingga berupaya agar produk kerajinan Wayang Suket bisa menjadi salah satu ikon kabupaten setempat. Hal ini mengingat produk kerajinan wayang suket hanya diproduksi oleh perajin dari Purbalingga. 

''Di daerah lain, tidak ada perajin Wayang Suket. Selain itu, proses pembuatannya juga tergolong rumit dan membutuhkan bahan baku khusus'' jelas Kasi Industri Non Argo Dinperindag Purbalingga, Wasis Pambudi, Kamis (24/10).

Bagian Perekonomian Setda Purbalingga, kata Wasis, sebenarnya telah memesan  2.000 unit wayang suket. Namun hingga saat ini, permintaan tersebut belum bisa terpenuhi seluruhnya karena berbagai kendala. ''Selain jumlah perajin wayang suket masih sedikit, proses pembuatannya juga membutuhkan waktu cukup lama dan bahan baku berupa rumput jenis kasuran tergolong sulit didapat,'' jelas  Wasis.

Dia menyebutkan, jumlah perajin wayang suket di Purbalingga saat ini masih bisa dihitung dengan jari satu tangan. Dengan keterbatasan jumlah perajin ini, hasil produksinya juga masih sangat sedikit.

Dalam upaya menjadikan wayang suket sebagai salah satu ikon produk kerajinan Purbalingga, pihaknya berupaya mengembangkan jumlah perajin agar produk kerajinan yang dihasilkan menjadi makin banyak. Antara lain dengan menggelar pelatihan membuat kerajinan wayang suket.

Salah satunya, dengan menggelar pelatihan pembuatan wayang suket bagi warga desa di wilayah Kecamatan Rembang. Dalam pelatihan tersebut, Disperindag Purbalingga menghadirkan Badrianto, warga Desa Wlahar Kecamatan Rembang, yang sudah cukup lama menggeluti kerajinan wayang suket.

Dalam kegiatan ini ada 12 orang yang mengikuti pelatihan, enam dari warga Desa Wlahar dan enam dari pelajar SMA Negeri 1 Rembang. ''Proses pelatihan akan berlangsung selama 10 hari, karena proses pembuatan Wayang Suket memang cukup rumit,'' katanya.

Badrianto dalam kesempatan itu, mengaku senang bisa menularkan pengetahuannya mengenai pembuatan wayang suket pada pihak lain. ''Saya berharap, pelatihan ini bisa membuat makin banyak warga atau pelajar yang bisa membuat wayang suket. Dengan demikian, produk kerajinan wayang suket akan semakin dikenal masyarakat,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement