Rabu 23 Oct 2019 07:36 WIB

#WeWantSUSI Bergema di Lini Masa

Susi belum dipanggil ke istana.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah tokoh - tokoh yang bakal duduk di Kabinet Joko Widodo jilid II telah berdatangan ke Istana Negara, Jakarta untuk memenuhi panggilan Presiden RI. Mereka yang berbaju putih di Istana hampir pasti duduk di kursi kabinet Jokowi - Ma'ruf Amin. 

Namun, sejak Senin (21/10) hingga Selasa (22/10) malam, Susi Pudjiastuti tak muncul di antara mereka. Hal ini pun menjadi pertanyaan berbagai pihak, hingga memunculkan tagar #WeWantSUSI yang menjadi trending topic di Twitter. 

Baca Juga

Hingga Rabu (23/10) pagi, sudah lebih dari 50 ribu cuitan yang menggunakan tagar #WeWantSUSI. Para pengunggah hampir semuanya menyampaikan hal yang senada, mereka menginginkan Susi yang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014 - 2019 itu kembali duduk di kabinet 2019 - 2024.

Munculnya tagar itu bukan tanpa alasan. Susi menjadi salah satu menteri yang dinilai positif. Melalui kebijakan 'kerasnya' menindak tegas para pencuri ikan di perairan Nusantara, Susi dianggap berhasil menjadi pahlawan dalam menangani illegal fishing, maupun pencurian ikan oleh nelayan asing. 

Dalam menjalankan kebijakannya, Susi tak segan menginstruksikan agar kapal pencuri ikan ditenggelamkan. Ucapan Susi terkait penenggelaman kapal, bahkan menjadi jargon yang bukan hanya dalam lingkup kelautan, namun juga budaya populer. 

"Kalau tidak makan ikan, saya tenggelamkan!" ucap Susi dalam berbagai kesempatan sembari mempromosikan budaya makan ikan bagi warga Indonesia. 

Gaya Susi yang nyentrik dan tak kenal 'jaim' untuk berinteraksi langsung dengan para nelayan pun membuatnya makin dikagumi. Susi kerap kali tak segan ikut duduk di perahu bersama nelayan, pedagang ikan, bahkan menghisap rokok bersama mereka. 

Pun demikian, Susi tak lepas pula dari kontroversi. Salah satunya adalah terkait reklamasi Teluk Benoa di Bali, yang mengalami perlawanan dari berbagai aktivis lingkungan. Polemik teluk Benoa ini berkepanjangan disertai berbagai demonstrasi massa. 

Setelah sempat menyampaikan segala pendiriannya terkait Reklamasi, akhirnya, Susi kalah juga. Ia membatalkan reklamasi Teluk Benoa yang dianggap merusak lingkungan itu. 

Terkait apakah Susi bakal kembali duduk di Istana, Pihak Istana pun belum memastikannya. Hari Rabu ini kemungkinan menjadi hari final kabinet Jokowi diumumkan. Bila Susi akhirnya muncul, maka dapat dipastikan Ia akan duduk kembali sebagai salah satu pembantu Jokowi. 

Namun bila tak muncul, para pengunggah #WeWantSUSI mau tidak mau harus menerima kabinet, tanpa ada Susi Pudjiastuti di dalamnya 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement