Selasa 22 Oct 2019 03:20 WIB

Pengamat: Prabowo Bisa Netralisasi Oknum TNI Radikal

Prabowo dianggap bisa menetralisiasi gesekan di dalam tubuh TNI.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Bertemu Presiden Jokowi. Ketum Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Waketum Gerindra Edhy Prabowo tiba di Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo, Jakarta, Senin (21/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Bertemu Presiden Jokowi. Ketum Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Waketum Gerindra Edhy Prabowo tiba di Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo, Jakarta, Senin (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat pertahanan Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi meyakini ada alasan Presiden Joko Widodo untuk memasukkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dalam bursa menteri. 

Muradi menilai Prabowo dapat membantu pemerintah menetralisasi oknum TNI yang terpapar radikalisme. Ada sejumlah tugas pokok yang wajib dilakukan Prabowo jika resmi terpilih sebagai menteri di bidang pertahanan.

Baca Juga

Pertama, Prabowo mesti melalukan konsolidasi internal TNI karena gesekan pascapilpres belum reda. "Pascapilpres sampai sekarang itu banyak gesekan, ada hal tidak sinergis dengan pemerintahan," katanya kepada Republika.co.id, Senin (21/10).

Konsolidasi juga berlaku demi menyatukan berbagai elemen di tubuh TNI. Muradi optimis Prabowo masih merupakan figur berpengaruh di kalangan TNI. "Integrasikan komponen TNI secara internal agar jadi satu kekuatan solid. Prabowo dianggap sebagai figur simbolik yang bisa didengar TNI," ujarnya.

Secara khusus, Muradi merasa Presiden Jokowi bakal menitipkan peran penting pada Prabowo untuk dilaksanakan. Yaitu menetralisir oknum TNI radikal agar tak semakin keluar dari jalur Pancasila.

"Ini bagian dari mengurangi tensi dari potensi kelompok radikal di TNI. Kemarin istri prajurit jadi cermin internal TNI masih ada yang kayak gitu dibilang Menhan (Ryamizard Ryakudu) ada yang radikal. Potensi ini harus diolah Prabowo," ungkapnya.

Sebelumnya, Menhan Ryamizard mengungkap ada sekitar tiga persen anggota TNI yang terpapar radikalisme. Adapun istri prajurit yang dimaksud di atas ialah istri mantan Dandim Kendari, Irma Purnama Nasution. Cuitan Irma soal penusukan Menkopulhukam Wiranto berujung pemecatan suaminya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement