Senin 21 Oct 2019 10:43 WIB

Wisata Gunung Tangkuban Parahu Kembali Dibuka

Status Gunung Tangkuban Parahu telah turun menjadi normal.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Jajaran Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan keterangan pers tentang status vulkanologi Gunung Tangkuban Perahu yang menurun dari level II waspada ke level I Normal. Objek Wisata sudah bisa kembali dibuka, Senin (21/10)
Foto: M Fauzi Ridwan.
Jajaran Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan keterangan pers tentang status vulkanologi Gunung Tangkuban Perahu yang menurun dari level II waspada ke level I Normal. Objek Wisata sudah bisa kembali dibuka, Senin (21/10)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Layanan kunjungan wisatawan di objek wisata alam Gunung Tangkuban Parahu kembali dibuka pada Senin (21/10) pukul 09.00 WIB. Hal itu menyusul diturunkannya status Gunung Tangkuban Perahu dari waspada menjadi normal.

Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi freatik pada 26 Juli lalu. Kemudian erupsi kembali terjadi pada 2 Agustus sehingga PVMBG menaikkan status vulkanologi dari level normal ke level waspada. Aktivitas wisata pun ditutup saat itu hingga waktu yang belum ditentukan, meski sempat dibuka pada Kamis (1/8). 

Baca Juga

"Sudah boleh dibuka kembali (wisata Gunung Tangkuban Parahu) karena daerah berbahaya di bibir kawah. Dalam kondisi normal, di luar bibir kawah relatif aman," ujar Kepala PVMBG, Kasbani kepada wartawan di Kantor PVMBG, Senin (21/10).

Menurutnya, masyarakat saat ini sudah bisa menikmati Kawah Gunung Tangkuban Perahu. Namun, pihaknya tetap memberikan rekomendasi bahwa masyarakat tidak boleh berada di dalam kawah dan datang saat malam hari. 

Dia mengatakan kondisi energi di Kawah Gunung Tangkuban Parahu relatif sudah stabil. Namun, pihaknya tetap terus memantau berdasarkan visual maupun data seismik di pos pemantauan.

"Jangan terlalu dekat dengan bibir kawah dan harus diperhatikan juga pengunjung jangan berjejal disitu. Kendaraan dikondisikan kalau terjadi sesuatu bisa langsung bergerak menuju arah jalan," katanya.

Menurutnya, potensi lahar hujan di Gunung Tangkuban Perahu saat ini tidak ada. Sebab material vulkanik dari erupsi freatik sudah tidak teramati dalam satu bulan terakhir. Kemudian kegempaan sejak 1 Oktober didominasi gempa hembusan. 

Kasbani menambahkan, gempa vulkanik terekam dengan kecenderungan energi gempa terus menurun. Selanjutnya, pengamatan deformasi menunjukan pola pengempisan gunung dan tidak terdapat pergerakan magma ke permukaan serta gas vulkanik SO2 dan H2S menunjukan nilai dibawah ambang batas yang membahayakan.

"Pengamatan visual dan instrumental menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu berada pola penurunan. Erupsi freatik sudah tidak teramati," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement