REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) menyebutkan Gunung Tangkuban Perahu, Senin (24/2) kemarin mengalami tremor (getaran), diperkirakan kondisi tersebut berlangsung sore hari. Berdasarkan data seismograf, tremor terekam dengan amplitudo 0.5-28 mm atau dominan pada 6 mm
"Diduga (tremor) masih berkaitan dengan curah hujan atau perubahan air tanah," ujar Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan saat dihubungi, Selasa (25/2).
Hendra mengatakan, jumlah getaran berlangsung satu kali dengan durasi waktu 10 detik. Meski terjadi tremor, ia mengatakan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu masih normal di level I.
Saat ini menurutnya, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak turun mendekati dasar Kawah Ratu dan mendekati ke kawah-kawah aktif lainnya. Serta tidak boleh menginap.
"Cuaca mendung dan hujan dan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia," katanya.
Masyarakat pun katanya diminta waspada akan terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.