REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung siaga dan mewaspadai terhadap kondisi cuaca ekstrem, longsor dan banjir di musim hujan ini. Lebih jauh, kewaspadaan dan mitigasi bencana terus ditingkatkan terkait potensi sesar Lembang dan Tangkuban Perahu.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan pihaknya menggelar apel kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi bencana di musim hujan ini. Meski ia menyebut potensi bencana di Kota Bandung relatif berbeda dengan kota atau kabupaten lain.
"Hari ini kita menyelenggarakan apel kesiapsiagaan bencana, ini upaya kita Kota Bandung hadir dan terus berupaya dalam siap siaga bencana walau Kota Bandung mungkin tidak seperti kota-kota yang lain punya laut," ujarnya seusai apel di Balai Kota Bandung, Selasa (7/12).
Ia mengatakan potensi bencana yang dapat muncul di Kota Bandung yaitu banjir, longsor dan sekitar sesar Lembang serta Tangkuban Perahu. Pihaknya memastikan para personil sudah siap siaga terhadap potensi bencana.
Oded melanjutkan pihaknya pun membentuk kampung bencana di lima kelurahan yang berada di lokasi rawan bencana. Secara bertahap tiap kelurahan di Kota Bandung diharapkan dapat memiliki kampung bencana untuk mitigasi bencana.
"Ada lima Kelurahan yang sudah ada, nanti kita akan bertahap, masyarakat diminta dilatih untuk tanggap darurat," katanya.
Ketersediaan alat-alat kebencanaan relatif tersedia bahkan petugas sudah memiliki belasan pompa banjir skala kecil yang dapat dibawa ke pemukiman padat.
Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Dadang Iriana mengatakan potensi rawan longsor berada di wilayah utara seperti di Cidadap, Coblong dan Mandalajati. Lokasi rawan kebakaran berada di lima kelurahan yang memiliki kampung bencana seperti Karanganyar, Sukapura, dan Sukahaji.
Selain itu potensi rawan bencana berada di pinggiran tebing dan bantaran sungai. Total unit kendaraan untuk pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana terdapat 24 unit.