Jumat 18 Oct 2019 12:59 WIB

Wejangan JK: Ada Waktunya Tegas dan Waktunya Negosiasi

JK meminta agar kepolisian dalam menjaga keamanan mengedepankan startegi dan trik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan saat sesi wawancara khusus dengan Antara di Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan saat sesi wawancara khusus dengan Antara di Jakarta, Kamis (17/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan wejangan kepada jajaran kepolisian RI sebelum purnatugas sebagai wapres. JK meminta agar kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, mengedepankan strategi dan trik-trik tertentu.

Menurutnya, Polri jangan hanya mengedepankan kekuatan jajaran (force). Tetapi juga butuh strategi yang pendekatan humanis kepada masyarakat. "Jadi bukan hanya melaksanakannya dengan force atau dengan kekuatan, tetapi dengan strategi yang baik untuk menjaga, pada waktunya kita bernegosiasi, pada waktunya kita tegas dan pada waktunya kita mengambil tindakan," ujar JK saat hadir dalam acara 'Tradisi mengantar Purnatugas Wakil Presiden oleh Polri' di Gedung PTIK, Jakarta, Jumat (18/10).

Baca Juga

JK pun menyontohkan bagaimana strategi pemerintah saat menaikkan bahan bakar minyak (BBM) pada 2005 lalu yang besaran kenaikan mencapai 128 persen tanpa adanya demo. Meskipun diakuinya, ada penolakan dari beberapa pihak.

Namun, JK menyebut itu lebih baik dibandingkan kebijakan menaikkan BBM di Ekuador yang membuat negara tersebut bergejolak. "Kita laksanakan kenaikan itu dua hari sebelum bulan puasa, jadi masa demo bulan puasa. Jadi tidak ada demo, lalu setelah naik, kita kasih BLT ke rakyat miskin, kalau dia tidak jadi, rakyat miskin nanti marah melawan orang-orang yang demo, akhirnya tidak ada demo," ujar JK.

Karena itu, JK berharap trik-trik tersebut yang perlu dicermati oleh Polri. "Jadi trik-trik ini juga pasti ada, polisi juga punya trik-trik seperti itu untuk menjalankan kedamaian dan ketertiban," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, JK mendapat penghormatan dari jajaran Polri, dua hari jelang  berakhirnya masa jabatan sebagai wapres pada 20 Oktober. JK dilepas oleh Polri melalui tradisi pengantar purnatugas yang digelar Mabes Polri di Gedung Auditorium PTIK, Kebayoran Baru Jumat (18/10).

Sejak hadir sekitar pukul 07.40 WIB, Wapres JK telah disambut karpet merah diiringi serangkaian prosesi penghormatan dari para jajaran Polri. Didampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kedatangan JK juga diiringi hormat senjata dari jajaran anggota Polri.

Acara tradisi pengantar purnatugas dimulai dengan penayangan video berisi kiprah JK selama ini mulai dari pemerintahan, kegiatan sosial, kemanusiaan hingga aktif dalam berbagai perdamaian. Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam pengantar sambutannya mengungkap jasa-jasa JK bagi Indonesia. Tito memuji JK sebagai paket lengkap, mulai dari pengusaha, politisi, birokrat hingga inisiator perdamaian.

"Beliau adalah pengusaha yang sukses, bukan pengusaha suskes biasa, tapi konglomerasi. Yang sukses dan bersih, beliau juga politisi partai besar, juga ia seorang birokrat, dan inisiator perdamaian dunia," kata Tito.

JK juga diminta menuliskan kesan dan pesan untuk para jajaran Polri. Setelah itu, JK mendapat kenang-kenangan berupa lukisan dan pedang pora dari Polri. Baru setelahnya, JK bersama seluruh jajaran tinggi Polri berfoto bersama diikuti pengalungan bunga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement