Jumat 18 Oct 2019 09:58 WIB

Sumbar Kumpulkan Dana Rp 6,1 Miliar Buat Perantau Wamena

Uang yang terpakai untuk perantau Wamena sebesar Rp 3,2 miliar

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Pengungsi berjalan menuruni pesawat Hercules TNI AU ketika tiba di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kamis (10/10/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Pengungsi berjalan menuruni pesawat Hercules TNI AU ketika tiba di Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kamis (10/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berhasil menghimpun dana sebanyak Rp 6,1 miliar untuk membantu perantau Minang yang menjadi korban tragedi kemanusiaan di Wamena Papua akhir September lalu. Uang senilai Rp 6,1 miliar tersebut dihimpun melalui rekening Sumbar Peduli Sesama.

"Laporan Sementara keuangan rekening Sumbar Peduli Sesama sampai Kamis 17 Oktober 2019 pukul 17.48 WIB dengan jumlah uang masuk

Rp. 6.174.841.433,16," kata Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman Rizal, Jumat (18/10).

Jasman menjelaskan uang yang sudah terpakai buat memulangkan dan membantu perantau Wamena sebanyak Rp Rp. 3.264.418.580. Sekarang saldo yang tersisa sebanyak Rp. 2.910.422.853,16.

Dana yang tersisa ini akan salurkan oleh Pemprov Sumbar kepada perantau Wamena, baik yang memilih menetap di Wamena maupun yang sudah pulang ke kampung halaman. Pemprov akan membagi bantuan tersebut untuk memulihkan perekonomian perantau Wamena yang porak poranda pasca kerusuhan di Wamena.

Pemprov Sumbar sudah memulangkan sebanyak 860 orang perantau dari Wamena. Pemulangan perantau ini juga dibantu oleh ACT dan sejumlah organisasi lainnya. Ada juga perantau Wamena yang pulang dengan biaya pribadi.

Semula, jumlah perantau Minang di Wamena yang ingin pulang sebanyak 1.470 orang. Tapi yang sampai ke Sumbar hanya 860 orang. Sisanya ada yang sampai Jakarta, Bali, Makassar dan daerah lain. Ada juga perantau yang memilih pindah ke pronvisi lain. Rekening Sumbar Peduli Sesama ini akan ditutup hari ini pukul 23.59 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement