REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerindra hingga kini belum secara resmi menyatakan bergabung dengan koalisi Jokowi atau meminta jatah menteri. Gerindra masih bersikap pasif, dan hanya menyatakan siap untuk membantu Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bila diperlukan.
"Pak Prabowo dan Gerindra tidak pernah berubah sikapnya, kami tidak dalam posisi meminta-minta atau menawarkan, apalagi ikut campur atau mengintervensi," kata Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (17/10).
Terkait formasi kabinet dan koalisi, Gerindra menyerahkan kewenangan itu pada Jokowi. Menurut Riza, Gerindra menghormati prerogatif Jokowi dalam menentukan formasi kabinetnya.
"Sikap Gerindra siap membantu sebagaimana Pak Prabowo sampaikan, apabila pemerintah memerlukan, negara memerlukan Pak Prabowo dan Gerindra siap membantu," ujar Riza.
Menurut Riza, Gerindra meyakini dalam periode kedua, Jokowi sudah lebih memahami dan akan mengisi pos - pos kementerian dengan orang-orang terbaik. Gerindra pun meyakini Jokowi mempunyai pertimbangan sendiri.
Sementara, Prabowo melalui Gerindra mengajukan gagasan agar Indonesia maju dengan cara berdaulat pangan, berdaulat atas energi, memiliki pertahanan dan keamanan yang kuat, mempunyai sumber daya air yang baik, serta pemerintahan yang kuat tanpa KKN. Prabowo sudah menyampaikan gagasan itu ke Jokowi.
"Selebihnya silahkan pemerintah dalam hal ini Presiden menyikapinya, Pak Prabowo sudah menyampaikan sejak lama visi misi program untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar dia.
Partai Gerindra telah melaksanakan rapat pimpinan nasional (rapimnas) di Hambalang, Kabupaten Bogor, Rabu (16/10). Selepas rapimnas, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto disebut menekankan kesiapannya mengisi kabinet Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin dengan kader parpol tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
