Rabu 16 Oct 2019 08:37 WIB

Prabowo-Golkar Bersepakat, Apa Saja Poinnya?

Perbedaan dan gesekan harus diselesaikan pimpinan dengan sejuk.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersalaman usai melakukan pertemuan di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (15/10).
Foto:
Sabuk Keamanan Bangsa. Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) menerima kedatangan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di DPP PKB, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Kepentingan

Sementara itu, suara-suara yang legawa soal kemungkinan bergabungnya Gerindra dengan koalisi pendukung pemerintah juga makin santer. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan, misalnya, menyatakan tak keberatan Partai Gerindra bergabung dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'aruf Amin.

"Ya, kalau untuk kepentingan bangsa yang lebih besar, apa saja bisa dilakukan," kata Luhut di Kompleks Istana Presiden, Selasa (15/10).

Luhut berpendapat, bergabungnya Partai Gerindra dengan koalisi pemerintahan merupakan hal yang wajar dalam politik. "Ya, bagus-bagus aja, gak ada masalah kan. Apa aja bisa terjadi," ujar Luhut menambahkan.

Wakil Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung juga mempersilakan kader Gerindra masuk dalam jajaran kabinet Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Kendati demikian, lanjut Akbar, keberadaan oposisi masih tetap diperlukan guna mewujudkan mekanisme pengawasan dalam sebuah pemerintahan.

"Kita tidak akrab dengan istilah oposisi, tapi kita membutuhkan memang kekuatan-kekuatan politik yang mampu juga mewujudkan mekanisme check and balances, itu saya kira penting," ucap dia.

Sementara, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, untuk masuk ke dalam kabinet Jokowi, kata Jazilul, diperlukan komitmen dari Partai Gerindra terlebih dahulu. "Tapi, bagi PKB, tentu Presiden mempertimbangkan mana yang datang di awal, mana yang datang belakangan. Kan ini perlu digarisbawahi ya, selama koalisi ini ada yang masuk dan keluar. Itu penting jadi catatan," kata Jazilul.

Terkait safari politik yang dilakukan oleh Prabowo, Jazilul menilai hal tersebut tidaklah aneh. Karena, menjelang pelantikan presiden ini menjadi waktu yang tepat untuk rekonsiliasi antara partai politik.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar juga menyatakan tak masalah jika Partai Gerindra bergabung dengan koalisi. Hal tersebut disampaikannya seusai melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto.

"Ya, tidak ada masalah, ya kan istilah shalat itu ada imam ada makmum. Nah, makmum yang datangnya di belakang kan namanya makmum masbuk," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin itu di Kantor DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Senin (14/10) malam. n nawir arsyad akbar/dessy suciati saputri/febrianto adi saputro/antara ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement