Senin 14 Oct 2019 08:13 WIB

Mulai Pulih, Wiranto Segera Dipulangkan

kita harusnya bijak bermedia sosial, santun mencernanya.

Puluhan karangan bunga untuk Menkopolhukam Wiranto masih berdatangan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10).  Karangan bunga dari para pejabat itu ditempatkan di Lobi Utama RSPAD.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Kapolsek Menes Kompol Dariyanto yang menjadi korban penyerangan saat mendampingi Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang. Saat ini dirinya tengah dirawat di RS. Sari Asih, Kota Serang, Jumat (11/10).

Media Sosial

Penusukan Wiranto pekan lalu termasuk salah satu kabar yang disoroti masyarakat. Namun, kejadian itu juga menimbulkan beragam pendapat publik. Tudingan tentang penusukan Wiranto adalah rekaan semata ramai terlontar, khususnya di jejaring media sosial.

Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi menyebut masyarakat seharusnya berempati atas sebuah musibah yang menimpa seseorang, bukan malah melontarkan hal-hal negatif.

"Ya, kita harusnya bijak bermedia sosial, santun mencernanya. Kita mestinya berempati terhadap musibah ini, memiliki nurani untuk belajar mengambil hikmah dari kejadian ini, dan kita tidak mudah untuk mengatakan hal-hal negatif," kata Edy Sumardi, Ahad (13/10).

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah melontarkan tudingan tidak berdasar yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap musibah pada sesama warga Indonesia. "Mari kita sebagai bangsa, sebagai bangsa yang beradab, memiliki nurani dan belajar merasakan apa yang orang rasakan," ujarnya.

Karopenmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo memaparkan, pelaku penusukan Wiranto, yaitu Syahrial Alamsyah (AS) alias Abu Rara terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Ia melakukan penusukan karena marah dan tertekan mendengar Ketua JAD Bekasi Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba ditangkap beberapa hari lalu.

“Dalam pemeriksaan dua hari ini, ditemukan Abu Rara merasa takut, stres, dan tertekan mendengar ketuanya ditangkap, sehingga Abu Rara dan istrinya melakukan amaliyah dengan bilang ke istrinya harus melakukan persiapan amaliyah dengan benda-benda mematikan,” kata Dedy.

Dedi melanjutkan, meski Abu Rara tidak terafiliasi dengan ketua JAD Bekasi Abu Zee tersebut, Abu Rara pernah satu kali berkomunikasi dengan Abu Zee melalui media sosial. Bahkan, Abu Rara dan Fitri Andriana dinikahkan oleh Abu Zee sebelum mereka pergi dan tinggal di Kampung Menes, Pandeglang, Banten.

Dedi melanjutkan, Abu Rara dan istrinya sudah melakukan persiapan begitu melihat ada pejabat yang datang ke Lapangan Alun-Alun Menes. Tempat tinggal Abu Rara dan istrinya ke Alun-Alun Menes sekitar 300 meter.

Abu rara dan istrinya mendekat ke arah Wiranto dengan alasan ingin berswafoto. Para aparat keamanan sudah menghalau mereka. Namun, Abu Rara tetap menerobos dan langsung menusuk anak buah Wiranto yang bernama Fuad, lalu langsung ke Wiranto.

“Aksi Abu Rara dan istrinya ini spontan. Mereka tidak tahu siapa pejabat yang mereka tusuk, tapi tujuan mereka pejabat dan kepolisian. Yang mereka tahu, pejabat datang, masyarakat ramai berdatangan, dan mereka lakukan gerakan amaliyah agar langsung meninggal di tempat karena dilumpuhkan polisi,” ujar dia. n antara/alkhaledi kurnialam/haura hafizhah ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement