Kamis 10 Oct 2019 09:39 WIB

Kisah Korban Kerusuhan Wamena, Dikeroyok dan Motor Dibakar

Banyak warga Jawa Barat sempat terjebak kerusuhan di Wamena, Papua.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM--Sebanyak 71 warga Jawa Barat yang sempat terjebak kerusuhan di Wamena, Papua, telah dipulangkan ke Kota Bandung, Rabu (9/10/2019) malam. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjamu para warga beserta keluarga yang menjemput di Gedung Pakuan, Bandung.

Di antara warga tersebut, terdapat salah seorang pemuda yang kala itu menjadi korban kekerasan, yakni Reza Zainal Mutaqin (21). Berdasarkan penuturan warga asal Kabupaten Majalengka itu, dia dan sang ayah (Baridin) yang sedang naik motor tiba-tiba dikeroyok 20 orang.

"Saya habis pulang kerja bareng bapak, langsung ditendang di motor, motor saya dibakar," ungkapnya.  Kejadian tersebut berlangsung di Jalan Sanger, Kota Wamena.

Setelah dia dan Baridin tersungkur, 20-an orang yang disebut datang dari depan dan sebelah kanan motor tersebut langsung memukulinya. Beberapa di antaranya membawa senjata tajam. Adapun Baridin masih sempat berlari menyelamatkan diri sekaligus mencari bala bantuan.

Reza mengatakan, saat tengah dipukuli dirinya sempat hendak bangun dan menyelamatkan diri namun terkena hantam lemparan batu oleh salah seorang oknum sehingga kembali tersungkur. Baridin yang kala itu meminta bantuan aparat keamanan kemudian menghampiri tempat pengeroyokan.

AYO BACA : Pura-pura Mati, Pria ini Selamat saat Kerusuhan di Wamena

"Lima menit kemudian ada polisi kasih tembakan peringatan, pas dengar itu saya langsung lari. Saya hindari massa," ungkapnya.

Dia kemudian langsung dibawa ke RSUD Wamena dan mendapat total delapan jahitan, termasuk dua jahitan di kepala. Salah satu yang paling diingatnya adalah ketika sejumlah orang sempat menyerukan untuk menghabisi nyawanya saat melakukan tindak kekerasan.  

Berseragam Sekolah

Reza dan Baridin mengatakan, kala itu mereka melihat para pelaku mengenakan seragam sekolah. Baridin yang sempat mendapat peringatan akan adanya demontrasi tak menaruh curiga pada kelompok warga berseragam tersebut karena mengira sama-sama pihak yang akan membubarkan diri menghindari demonstrasi.

AYO BACA : Lebih dari 15.000 Orang Telah Mengungsi dari Wamena

"Saya kira itu anak sekolah yang mau pulang karena sama-sama ketakutan juga, ternyata mereka kemudian nyerobot anak saya. Yang memukuli anak saya itu semua pakai seragam sekolah," ungkapnya.

Dirinya mengatakan sempat melihat korban-korban lainnya yang dievakuasi oleh aparat keamanan saat dirinya mencari bala bantuan untuk menolong anaknya.

"Ada yang tergeletak di jalan, saya enggak tahu kondisinya," ungkapnya.

Baik dirinya dan Reza mengatakan masih belum memiliki keinginan untuk kembali ke Wamena karena trauma. Baridin mengatakan telah tinggal di Wamena selama dua tahun, sementara Reza baru tinggal selama  tujuh bulan dan berprofesi sebagai penjual kain.

"Ah kayaknya enggak balik lagi. Masih trauma," ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya akan senantiasa siaga untuk membantu warganya yang mebutuhkan bala bantuan di Wamena. Dirinya juga tetap menyerukan agar masyarakat dapat senantiasa menjaga persatuan.

"Tetap cintai Papua seperti sebelumnya, tapi juga tetap jaga kwaspadaan dan pegang dua kontak; aparat setempat dan pemerintah Jabar. Kalau ada apa-apa, bisa kontak langsung gubernur melalui ajudan. Di sana juga ada paguyuban Sunda untuk melapor kalau ada apa-apa," ungkapnya.

AYO BACA : Pemprov Koordinasi dengan Pusat Pantau Warga Jabar di Wamena

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement