Rabu 09 Oct 2019 16:45 WIB

Pemerintah Bangun 100 Rumah untuk Korban Kerusuhan Wamena

Kementerian PUPR akan melibatkan TNI untuk membangun rumah-rumah yang dibakar massa.

Seorang warga mengamati mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bersama yang rusak di kompleks Kantor Bupati Jayawijaya, Wamena, Papua, Rabu (9/10/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Seorang warga mengamati mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bersama yang rusak di kompleks Kantor Bupati Jayawijaya, Wamena, Papua, Rabu (9/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Pemerintah akan membangun 100 unit rumah untuk korban kerusuhan 23 September di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu (9/10), mengatakan juga dilakukan pembangunan kios yang dibakar pada saat kerusuhan.

"Kita akan bangun 100 unit, ada juga dari Kemensos untuk pembangunan ruko-ruko yang terbakar," katanya, Rabu.

Baca Juga

Bupati mengatakan, sedang dikoordinasikan dengan pihak terkait agar pembangunan rumah dipercepat. "Kita minta kementerian untuk tidak membangun rumah sementara melainkan rumah yang dapat dihuni lebih lama," katanya.

Menurut Bupati, Kementerian PUPR akan melibatkan TNI untuk membangun ulang rumah-rumah yang dibakar massa. Jhon mengatakan, belum menerima delapan miliar dana bantuan dari Gubernur Papua.

"Kami belum tahu apakah dana itu lewat TNI atau Polri, tetapi itu untuk membantu rumah-rumah yang terbakar," katanya.

Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, pada Selasa (8/10), menegaskan, segera membangun permukiman sementara bagi korban kerusuhan Wamena. Pengerjaan pembangunannya akan dilakukan TNI sehingga para korban dapat segera menempati rumah atau ruko milik mereka.

"Pemprov Papua dalam APBD perubahan sudah menganggarkan Rp8 miliar untuk membantu para korban kerusuhan, termasuk untuk membangun permukiman sementara," kata Gubernur Enembe usai menghadiri peluncuran pilkada serentak di Jayapura, Selasa (8/10).

Ia mengatakan, tahap awal yang dibangun hanya dari kayu agar para pengungsi mau kembali ke tempat tinggal mereka yang dirusak pendemo pada Senin (23/9) lalu. “Dalam setiap kesempatan saya selalu meminta agar para pengungsi kembali ke Wamena dan kita bersama-sama membangun wilayah itu,” katanya.

Gubernur mengaku kawasan itu sudah relatif aman. Aktivitas masyarakat berangsur normal kembali sehingga pengungsi yang berada di luar pengungsian dapat kembali ke Wamena.

Demo yang berakhir rusuh di Wamena menyebabkan 33 orang meninggal 76 orang luka-luka dan 1.000 lebih bangunan serta kendaraan dibakar dan dirusak pendemo.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement