Senin 07 Oct 2019 00:01 WIB

Kegiatan Sekolah di Wamena Dipulihkan Mulai Hari Ini

Pemkab Jayawijaya meminta para warga pendatang untuk kembali ke Wamena.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Kondisi Wamena, Papua pascaricuh ( Ilustrasi)
Foto: AP
Kondisi Wamena, Papua pascaricuh ( Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAWIJAYA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya tidak ingin situasi sosial di ibu kota wilayah tersebut, Wamena, menghentikan kegiatan belajar-mengajar para siswa terlalu lama. Pemkab Jayawijaya menyatakan aktivitas pendidikan dan pelayanan masyarakat di ibu kota wilayah tersebut, Wamena, mulai berjalan pada Senin (7/10) hari ini.

Bupati John Richard Banua mengatakan penyelenggaraan kembali kegiatan belajar-mengajar para siswa lantaran wilayahnya sudah pulih dan aman untuk ditinggali. “Kondisi sudah aman. Untuk pendidikan, dan pemerintahan, besok (7/10) sudah harus dikembalikan (normal),” kata John saat dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Ahad (6/10).

Baca Juga

Menurut dia, kegiatan belajar-mengajar tetap bisa dilakukan karena kondisi unit sekolah dan layanan pendidikan tidak mengkhawatirkan. Meski rusak, ia mengatakan, sekolah masih dapat menjadi sarana aktivitas belajar mengajar seperti biasa.

“Sekolah-sekolah tidak dibakar. Hanya kaca-kaca saja yang pecah-pecah,” kata dia.

John menambahkan para guru memang belum semua kembali ke Wamena. Namun, ia mengatakan, sekitar 70 persen pengajar masih berada di ibu kota Jayawijaya tersebut. 

Ia berharap, para guru yang belum kembali ke rumahnya dan masih berada di pengungsian segera dapat pulang. Ia juga meminta para warga pendatang untuk kembali ke Wamena.

“Saya minta untuk pulang kembali. Sudah aman. Anak-anak supaya bisa kembali sekolah,” ujar John menambahkan.

Selain memastikan akan mengembalikan aktivitas pendidikan dan pelayanan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya juga mendata bangunan fisik yang mengalami kerusakan sejak pekan lalu. Pendataan untuk mengetahui kepastian jumlah rumah maupun aset pribadi yang mengalami kerusakan dan dibakar. 

“Tidak cuma didata. Tetapi, kami juga mengumumkan di radio, untuk warga melaporkan kalau ada rumahnya yang rusak, hancur, atau dibakar,” kata Ketua Tim Pendataan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jayawijaya Mian Siahaan kepada Republika.co.id, Ahad (6/10).

Mian menerangkan, tim pendataan sementara ini baru berhasil memverifikasi sekitar 256 rumah dan ruko yang rusak karena dibakar. Pemkab Jayawijaya akan melakukan verifikasi terhadap data tersebut agar ada kepastian kerusakan.

Pendataan sementara, sebagian besar aset yang rusak merupakan milik pribadi berupa rumah dan pertokoan yang hancur karena dibakar. Ia mengakui mayoritas aset pribadi tersebut milik para pendatang, meski ada sejumlah aset pribadi warga lokal yang disewakan untuk keluarga pendatang. 

Namun, Mian menyatakan, pendataan belum dilakukan untuk memberikan ganti rugi. “Untuk sementara ini, kita hanya diminta untuk mendata saja. Belum ada instruksi lain (untuk pembangunan kembali),” ujar Mian.

Hasil pendataan terhadap gedung sekolah dan gedung pemerintahan, Mian mengatakan, tidak ada gedung sekolah yang hancur atau dalam kondisi mengenaskan. “Paling hanya kaca-kaca saja yang rusak,” kata dia.

Namun, ia menambahkan, kendala saat ini terkait kebutuhan listrik. Pada Ahad sore, Kota Wamena dalam kondisi mati listrik. “Sudah dua hari ini, listrik suka mati kalau malam,” kata Mian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement