REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI –- Pagelaran seni kolosal Banyuwangi, Jawa Timur, Gandrung Sewu siap digelar pada akhir pekan depan, Sabtu 12 Oktober 2019. Ribuan penari Gandrung berbagai usia dengan busana yang menyala akan menampilkan keindahan gerak tari di bibir Pantai Marina Boom.
Festival kesenian rakyat ini menyajikan tarian yang dibalut dalam sendratari dan berkisah perjuangan heroik rakyat Blambangan melawan kolonial. Lebih dari 1.000 (sewu - bahasa setempat) penari Gandrung akan menari dengan latar pemandangan Selat Bali.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan festival ini adalah semacam perayaan tahunan para penari Gandrung. Ribuan Gandrung dari berbagai penjuru Banyuwangi telah berkumpul dan berlatih bersama untuk menghadirkan atraksi seni kolosal yang memikat.
Beralaskan pasir pantai, mereka akan menari dengan lincahnya membentuk beragam formasi yang bakal menjadi pemandangan yang tak terlupakan. “Kemegahan Gandrung Sewu telah menjadikan event ini masuk 10 Best Calendar of Event Wonderful Indonesia,” kata bupati.
Gandrung Sewu tahun ini melibatkan 1.330 seniman tari dan musik Banyuwangi. Mengambil tema Panji-Panji Sunangkara, sendratari ini akan bercerita tentang semangat membara Pangeran Rempeg Jagapati memimpin rakyat Banyuwangi melawan kolonial Belanda.
Gandrung, kata Anas, adalah salah satu identitas budaya Banyuwangi yang telah mendunia. Tidak hanya menghadirkan sebuah event, Anas menerangkan bahwa Gandrung Sewu ini digelar sebagai upaya regenerasi seniman tari di Banyuwangi.
"Setiap tahunnya, seniman cilik, muda, hingga paruh baya antusias menampilkan atraksi kolosal Gandrung Sewu untuk menunjukkan kebanggaan mereka terhadap budaya daerah pada publik global. Penari dari usia 6 hingga paruh baya semua menyambut event ini dengan suka cita," jelas Anas.
Ditambahkan, pada 12 Oktober 2019 juga akan disuguhkan atraksi budaya daerah lainnya, yakni Festival Lembah Ijen dan Ngopi Sepuluh Ewu (10 ribu). Festival yang rutin digelar di Taman Gandrung Terakota setiap bulan ini menyuguhkan sendratari Meras Gandrung, kisah perjalanan kisah seseorang penari menjadi 'Gandrung'.
“Jika ingin melihat kisah Gandrung lebih dekat lagi, silakan hadir di Festival Lembah Ijen usai menonton Gandrung Sewu. Sendratari ini digelar di amfiteater berlatarkan hamparan sawah yang dikelilingi ratusan patung gandrung berbahan terakota. Amfiteater ini berada di ketinggian 600 mdpl di kaki ijen,” kata Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda menambahkan para wisatawan bisa mengunjungi Festival lembah Ijen dan Ngopi 10 Ewu usai menonton Gandrung Sewu. Festival Lembah Ijen akan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB, sementara Ngopi 10 Ewu yang digelar di Desa Adat Kemiren akan berlangsung dari pukul 17.00 hingga 21.00 WIB.
"Selama Festival Ngopi 10 Ewu berlangsung, ribuan cangkir kopi dengan motif yang sama akan tersaji di sepanjang jalan utama Desa Kemiren. Kopi yang sengaja dihidangkan warga setempat itu sebagai perlambang sambutan hangat warga Kemiren kepada tamu pengunjung," kata dia.
Selama Oktober 2019 ini, beragam event juga meramaikan Banyuwangi Festival. Antara lain, Sabtu (5/10) digelar Kuntulan Caruk di Gesibu Banyuwangi. Kuntulan atau hadrah kuntul merupakan kesenian asli Banyuwangi dengan jenis peralatan yang khas berupa alat musik ritmis, yang disebut terbang.
Lalu ada Festival Band Remaja (18 Oktober) dan Festival Gendhing Osing (26 Oktober), sebagai ajang pencarian bibit seniman musik muda berbakat di Banyuwangi.
Selain itu, juga dihadirkan Banyuwangi Writing Festival (20 Oktober), Santripreneur Festival (20-22 Oktober), dan Banyuwangi International BMX (26-27 Oktober). Festival Anak Sholeh pada Selasa-Rabu (29-30 Oktober), dan Traditional Market Festival (30 Oktober).