Ahad 06 Oct 2019 00:21 WIB

Kesaksian Detik-Detik Rusuh Wamena dari ASN Tugas di Papua

Rusuh Wamena menyisakan trauma bagi banyak orang.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM- Kerusuhan di Wamena Papua tak hanya merenggut banyak nyawa. Namun insiden berdarah itu juga menyisakan trauma bagi warga pendatang.

Salah satunya, Christian Budi, warga Tegal Jaten Rt 01 Rw 01 yang saat ini tinggal di Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya, Papua. Ia sama sekali tidak menyadari, jika di Wamena akan terjadi gelombang aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan dan menimbulkan korban jiwa dan harta benda milik warga.

Kepada awak media, Christian Budi PH, yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) Dinas Pertanian di Wamena, Sabtu (05/10/2019) menuturkan saat itu usai apel pagi.

Dia langsung menuju ke kantor badan kepegawaian yang masih berada dalam komplek perkantoran Pemkab Jaya Wijaya, Wamena.

Saat berada di kantor kepegawaian tersebut, Christian mendengar terjadi keributan di dalam kantor bupati. Bersamaan dengan keributan tersebut, kemudian ada kepulan asap yang berasal dari belakang kantor bupati yang disusul kobaran api yang dengan cepat membakar seluruh kantor.

“Kejadiannya sangat cepat. Kami semua tidak menduga akan terjadi aksi demonstrasi yang berujung dengan pembakaran kantor bupati. Mengetahui ada aksi demo, saya langsung pulang ke rumah kos yang tidak jauh dari kantor,” ujarnya, Sabtu (05/10/2019).

Selama berada di kos, Christian mengaku tidak berani keluar dan hanya melihat keadaan dari rumah. Aksi demonstrasi, ungkapnya, semakin banyak diikuti oleh warga. Para pendemo, membakar sejumlah pertokoan di ruas jalan yang mereka lalui. Suasananya kala itu cukup mencekam.

“Sebenarnya aksi demonstrasi ini, sempat bisa dikendalikan oleh aparat keamanan dari TNI dan Polri. Namun ternyata, jumlah massa semakin banyak. Para demonstran ini juga melakukan pembakaran sejumlah toko dan bangunan yang berada di sekitar kantor bupati. Saya sendiri tetap berada di tempat kos,” kata dia.

Saat kejadian, warga diminta tetap betahan di rumah sampai ada pemberitahuan resmi dari aparat keamanan. Menurutnya, tidak ada satupun, warga, baik pendatang dan warga asli yang berani keluar rumah.

Setelah ada pemberitahuan dari aparat keamanan, warga berani keluar dan langsung dievakuasi ke sejumlah temapt, seperti ke Polres, Kodim dan Korem Jaya Wijaya.

“Suasana cukup mencekam. Setelah ada pemberitahuan, semua warga, baik pendatang maupoun warga asli, semua dievakuasi. Proses evakuasi yang dilakukan oleh TNI dan Polri, lebih mengutamakan  anak-anak, perempuan dan yang mengalami luka saat terjadi kerusuhan. Saya sendiri dievakuasi ke Korem. Setelah lebih dari satu minggu, warga pendatang langsung menuju bandara untuk kembali ke daerah asal masing-masing,” terangnya.

Saat ini, setelah kembali ke kamung halaman, Christian berharap, agar Wamena dapat kembali normal dan tidak ada lagi aksi demomstrasi yang berujung kerusuhan.

“Saya serta seluruh awrag lain, baik penduduk asli dan pendatang berharap Wamena kembali aman dan normal, sehingga saya bisa pulang ke Wamena dan dapat kembali bekerja. Selama ini juga tidak pernah ada masalah antara warga asli dengan pendatang. Semua baik-baik saja,” kata pria yang telah mengabdi 10 tahun sebagai ASN di kabupaten Jaya Wijaya ini.

 

The post appeared first on Joglosemar News.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement