REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir menyampaikan kekecewannya lantaran perwakilan mahasiswa menolak undangan dialog yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (27/9) lalu. Nasir memandang, seharusnya pertemuan dengan presiden bisa dimanfaatkan para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya secara total.
"Saya sayangkan, kemarin kalau tidak mau. Sebenarnya kalau itu bisa dilakukan akan jauh lebih baik," jelas Nasir usai mendampingi Forum Rektor Indonesia bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (3/10).
Pekan lalu, Jokowi mengundang perwakilan mahasiswa untuk datang ke istana. Namun undangan presiden ini ditolak aliansi BEM SI, bila pertemuan dilakukan secara tertutup. Aliansi BEM Seluruh Indonesia hanya bersedia bertemu dengan Presiden apabila dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional.
Menanggapi hal ini, Nasir menilai bahwa dalam era keterbukaan informasi ini sebetulnya tidak ada suatu hal pun yang ditutup-tutupi. Ia yakin, meski pertemuan dengan Presiden Jokowi di istana dilakukan di dalam ruangan, namun mahasiswa tetap bisa menyampaikan hasilnya secara terbuka.
"Mohon maaf, sekarang tidak ada sesuatu yang disembunyikan. dalam ruangan tertutup pun juga terbuka. Di era teknologi informasi sekarang yang sekarang terbuka tidak berarti harus di tempat terbuka," kata Nasir