Jumat 27 Sep 2019 23:29 WIB

Alasan BEM Nusantara Pilih Tunda Pertemuan dengan Jokowi

BEM Nusantara masih berduka atas meninggalnya dua mahasiswa di Kendari.

Aksi unjuk rasa BEM Nusantara (ilustrasi)
Foto: Antara/David Muharmansyah
Aksi unjuk rasa BEM Nusantara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Koordinator Pulau Jawa BEM Nusantara, Cahya Nugeraha Robimadin mengatakan pihaknya memilih menunda undangan dialog dari Presiden RI Joko Widodo karena masih berduka atas tewasnya dua mahasiswa dari Universitas Halu Oleo Kendari. Cahya mengatakan, tidak ada syarat khusus dari BEM Nusantara untuk berdialog dengan Jokowi.

Cahya mengatakan, pihaknya memilih menunda dialog dengan presiden karena berduka atas meninggalnya Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19) usai terlibat bentrok antara mahasiswa dan polisi di sela demonstrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara. "Masing-masing aliansi tentu punya sikap. Di BEM Nusantara dan juga BEM Unesa bukan menolak, tapi menunda. Belum waktunya lah, karena lagi berkabung. Kawan UHU itu termasuk BEM Nusantara juga. Jadi BEM Nusantara belum bisa bertemu (Presiden)," ujarnya, Jumat (27/9).

Baca Juga

Cahya Nugeraha yang juga Presiden BEM Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu menyatakan, tidak ada syarat khusus yang diajukan BEM Nusantara untuk berdialog dengan Jokowi. Namun, kata dia, dari hasil koordinasi dan juga masukan-masukan dari internal, pihaknya menyatakan belum bisa memenuhi undangan tersebut.

"Tidak ada syarat khusus dari BEM Nusantara. Kebetulan tadi malam kami sudah koordinasi dengan pengurus pusat di BEM Nusantara dan juga masukan dari kawan-kawan, kami belum bisa memenuhi undangan presiden," katanya.

Dia menginginkan presiden fokus menyelesaikan apa yang menjadi aspirasi dari mahasiswa dan masyarakat melalui unjuk rasa di berbagai daerah beberapa hari ini sebelum bertemu dengan BEM Nusantara. Mengenai meninggalnya dua rekannya, Cahya Nugeraha ada kepedulian Jokowi atau pemerintah pusat kepada keluarga dari Randi dan Muh Yusuf Kardawi.

"Paling tidak ada pendekatan persuasif terhadap mahasiswa terutama yang meninggal saat aksi. Karena keluarga sangat terpukul, jangan hanya di pemerintahan daerah saja yang ke sana, Presiden kami harapkan memperhatikan secara langsung," ujarnya.

BEM Nusantara juga menyerukan kampus-kampus melakukan salat gaib dan refleksi untuk mengenang Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi. "Tentu ada sikap dari kami terkait meninggalnya dua mahasiswa. Tadi pagi, BEM Nusantara menyerukan untuk salat gaib untuk kawan-kawan yang gugur di Kendari. Tidak menutup kemungkinan ada refleksi atau apa dari masing-masing kampus termasuk dari Unesa," ucap mahasiswa Ilmu Ekonomi Unesa itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement