REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menyebut ada yang menunggangi aksi massa yang dilakukan di depan gedung DPR beberapa hari terakhir. Demonstrasi dilakukan di antaranya guna menolak revisi UU KPK dan RKUHP.
"Setelah kami teliti rupanya ada gerakan sistem, gerakan tambahan. Ada itu kemarin setelah kami tunjukkan ada, kalian tahu, barang sudah viral kan," kata Yasonna Laoly dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/9).
Meski demikian, dia tidak mengungkapkan secara spesifik kelompok yang disebut-sebut telah menunggangi aksi massa itu. Dia juga enggan mengatakan kalau aksi tersebut dilakukan untuk mengganggu pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Oktober nanti.
"Tanya Menko Polhukam bukan otoritas saya, tapi saya tahu, kan dirapatkan. Kami nggak asbun kok, ada lah, nggak usah kita persoalkan," katanya.
Meski demikian, Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto enggan mengomentari pernyataan yang dilontarkan Menteri Yasonna. Wakil Sekretaris Jenderal PDIP ini mengaku tidak ingin melontarkan pernyataan sebelum memiliki bukti terkait hal tersebut.
"Saya tidak bicara tanpa ada fakta, tanyanya ke Pak Budi Gunawan (BIN). Kalau saya bicara, nanti menuduh. Tanyanya teman-teman intelijen karena saya tidak punya alat ukur apapun," kata Utut.
Sebelumnya, kepolisian mengatakan aksi unjuk rasa mahasiswa menolak RUU KUHP yang berakhir ricuh disusupi oleh kelompok tertentu. Aparat masih mendalami pola yang digunakan oleh para pelaku karena terindikasi memiliki pola yang sama seperti demo 22 Mei lalu.