Selasa 24 Sep 2019 00:39 WIB

Penerbangan di Bandara Kualanamu Terganggu Akibat Asap

Gangguan itu akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang berasal dari Riau.

Sebuah kereta api Railink bandara Kualanamu melintas dengan latar belakang kota Medan yang diselimuti kabut asap (ilustrasi)
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sebuah kereta api Railink bandara Kualanamu melintas dengan latar belakang kota Medan yang diselimuti kabut asap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sejumlah penerbangan di Bandara Udara Internasional, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara terganggu. Gangguan itu akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (kahutla) yang berasal dari Provinsi Riau.

Executive General Manager PT Angkasa Pura II, Bayuh Iswantoro, Senin (23/9) mengatakan selama tujuh hari yakni dari 16 hingga 22 September 2019 kabut asap mengganggu beberapa penerbangan dan jarak pandang di bandara tujuan. Menurut dia, sejauh ini Bandara Udara Internasional Kualanamu jarak pandang sekitar 1.200 hingga 1.500 meter dari data BMKG.

Baca Juga

Manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan langkah komunikasi dan koordinasi kepada BMKG, Otoritas Wilayah II, PT Airnav Indonesia, Instansi Pemerintah, dan seluruh para Airline.

"Hal itu dilakukan, dalam rangka meningatkan kewaspadaan dan keselamatan operasi penerbangan dan keselamatan, serta kesehatan kerja di lingkungan Bandara Udara Internasional Kualanamu untuk menjaga keselamatan operasional penerbangan (acceptable level of safety)," ujar Bayuh.

Ia mengatakan, ada lima hal upaya yang dilakukan yakni komunikasi dan koordinasi. Serta dapat terlaksananya dalam mematuhi dan melaksanakan peraturan keselamatan operasi standar. Standar penerbangan berupa menjamin dan memastikan secara teknis agar segala fasilitas kualitas  endaratan termasuk landasan parking, lampu pendaratan, lampu runway dan alat bantu visual supaya berfungsi dengan baik, harapan dengan kondisi yang berkabut ini visibility berkurang.

Namun secara fungsi alat bantu navigasi pendaratan yang bekerja secara optimal. Berkoordinasi dengan BNPB bersama-sama dalam mengawasi peta titik-titik yang berpotensi menjadi api yang ada di seputaran Sumatera Utara dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Bersama terus mengawasi peta titik api yang ada di kawasan Kalimantan karena imbas dari dampak asap ini adanya penurunan visibility penerbangan.

Petugas Bandara Udara agar menggunakan alat pelindung diri (masker) jika beraktifitas di luar ruangan dan menjaga stamina/kebugaran tubuh dengan mengkonsumsi vitamin dan buah-buahan. Berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dalam upaya penindakan terhadap pelaku dugaan pembakaran lahan dan hutan di Sumatera Utara.

Melakukan koordinasi dengan Airlines dalam pelaksanaan dan penanganan penumpang yang mengalami cancel, delay ataupun divert. "Kami menghimbau agar calon penumpang yang akan bepergian hendaknya selalu memperhatikan informasi-informasi terbaru dari Airlines terkait status penerbangan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement