Senin 16 Sep 2019 09:35 WIB

Korban Rentenir Mengaku 20 Tahun Jadi Ketua Ranting PDIP

Jumadi yang didera stroke ternyata mengaku sebagai pengurus PDIP

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM - Kisah miris yang dialami Jumadi (49), warga Dukuh Doyong RT 6, Desa Doyong, Miri, Sragen, yang nekat melego rumahnya gara-gara terlilit utang rentenir akhirnya membuka tabir soal sosoknya.

Jumadi yang didera stroke ternyata mengaku sebagai pengurus PDIP. Pria yang terlilit banyak utang itu ternyata menjabat sebagai ketua ranting PDIP.

“Saya jabat sebagai ketua ranting PDIP di Desa Doyong sudah 20 tahun, Mas,” paparnya kepada Joglosemarnews.com, Ahad (15/9/2019).

Selama 20 tahun menjadi pengurus, Jumadi mengaku sudah jatuh bangun membantu perkembangan PDIP di wilayahnya. Termasuk, yang terakhir di hajatan Pemilu 2019, dia mengaku turut berjuang membantu mencarikan suara untuk Ketua PDIP Sragen terpilih menjadi anggota DPRD provinsi serta membantu caleg DPR RI yang diusung PDIP.

“Saya merasa selama ini perhatian dari pimpinan PDIP ke pengurus masih kurang. Mudah-mudahan nasib saya bisa didengar yang di atas dan DPP Mas. Saya 20 tahun berjuang membesarkan PDIP, sampai kena stroke begini,” tuturnya.

Jumadi menyita perhatian setelah terlilit banyak hutang dari rentenir dan berniat melego rumahnya dengan menawarkan via medsos dan lewat tulisan di tembok rumahnya.

Rumah yang ditinggali keluarga dan cucunya itu kini ditawarkan dengan ditempeli tulisan menyentuh. Foto Jumadi dengan tulisan di tembok depan rumahnya itu dengan cepat menyebar bia media sosial. Kepada Joglosemarnews.com, pria berprofesi sebagai buruh serabutan itu mengaku memang berniat menjual rumahnya itu sejak dua bulan lalu.

Hal itu terpaksa karena dirinya sudah terlanjur terjerumus dalam lilitan hutang dari rentenir. Ia mengaku terpaksa harus menjual rumah karena tak bisa lagi mengangsur dan membayar hutang yang sudah terlanjur menggunung.

“Utang saya kalau ditotal ada sekitar Rp 50 juta. Yang ke bang titil (rentenir) sekitar 20-an juta. Yang paling berat bank titilnya itu karena ada 15 sampai 20 orang yang saya utangi. Jadi tiap hari didatangi ke rumah minta angsuran. Saya sampai lemes, padahal saya sudah nggak bisa kerja sejak kena stroke tiga bulan lalu,” paparnya. 

The post appeared first on Joglosemar News.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement