Ahad 15 Sep 2019 15:21 WIB

Jasa Marga Siapkan Skenario Cegah Kecelakaan di Cipularang

Jasa Marga terus menambah fasilitas untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Kontainer berwarna putih hangus terbakar, setelah terlibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91+600 jalur B, Purwakarta.
Foto: dok. Istimewa
Kontainer berwarna putih hangus terbakar, setelah terlibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91+600 jalur B, Purwakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi, mengevaluasi kondisi jalur tol yang berada di wilayah Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang). Evaluasi ini, menyusul sering terjadinya kecelakaan lalu lintas di lokasi tersebut. Salah satunya, kecelakaan menonjol dengan korban delapan warga di KM 91+200 jalur B.

GM Jasa Marga Cabang Purbaleunyi, AJ Dwi Winarsa, mengatakan, pascaterjadinya kecelakaan beruntun yang melibatkan 20 kendaraan, pihaknya sebagai pengelola Tol Cipularang melakukan serangkaian evaluasi. Salah satunya, memeriksa kondisi jalan dan fasilitas penunjang lainnya.

Baca Juga

"Khusus mengenai tentang jalan, kondisinya masih cukup bagus. Bahkan, masih sesuai standar yang ada," ujar Dwi, kepada Republika.co.id, Ahad (15/9).

Begitu pula dengan sisi geometrik dan jari-jari, kondisinya masih memenuhi standar tol yang telah ditentukan oleh pemerintah. Meski demikian, perusahaan BUMN ini akan terus menambah fasilitas untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.

Seperti saat ini, pascaterjadinya kecelakan beruntun yang berulang kali, Jasa Marga akan menambah lampu strobo. Lampu ini, telah dipasang di KM 99, KM 93 dan KM 91 jalur B Tol Cipularang.

Selain itu, rambu-rambu lalu lintas juga diperbanyak. Serta, penambahan penerangan jalan umum (PJU) disepanjang KM 100 sampai KM 80. Penambahan rambu dan PJU ini, kata Dwi, dipasang di ruas jalan yang kondisinya menurun.

Hal ini agar pengendara yang melintasi lokasi ini jadi lebih berhati-hati lagi. Berdasarkan evaluasi dari kecelakaan yang sering terjadi, terutama terhadap kendaraan besar, saat berada di jalan menurun, sopir kendaraan ini tidak menurunkan persneling giginya. Dari gigi tinggi (enam) ke gigi rendah.

Padahal, dengan memindahkan persneling dari gigi tinggi ke rendah, diharapkan bisa membantu proses pengereman. Apalagi, jika terjadi trouble fungsi rem dari kendaraan tersebut.

"Makanya, di lokasi yang jalanannya menurun kita juga sudah pasang spanduk himbauan penggunaan gigi rendah bagi kendaraan besar," ujar Dwi.

Upaya lainnya untuk menekan kecelakaan ini, yakni dengan membuat jalur darurat. Saat ini, di jalur B Tol Cipularang, sedang dibangun dua jalur darurat.

Jalur tersebut yakni di KM 92+600 dan KM 91+400. Dengan adanya jalur darurat ini, diharapkan kalau ada kendaraan yang mengalami rem blong, bisa menggunakan jalur tersebut. Saat ini, sedang dalam proses.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama, mengatakan, titik rawan kecelakaan di ruas Tol Cipularang yang masuk wilayah Purwakarta, antara KM 90 sampai KM 100 di jalur A dan B. Sampai saat ini, ada 21 kasus kecelakaan yang terjadi di ruas tol bebas hambatan ini.

"Penyebabnya, yang paling mendominasi adalah faktor human error. Namun, ada juga karena faktor kendaraan yang tak layak jalan serta kendaraan yang kelebihan muatan," ujar Ricky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement