REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan pada 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas. Era dimana semua produk dari seluruh dunia bisa masuk ke Indonesia dan begitu pula sebaliknya.
Maka dari itu, Risma mengingatkan, kaum milenial akan bersaing dengan pemuda-pemuda di seluruh dunia, bukan lagi dengan sesama daerah di Indonesia. “Makanya kita harus persiapkan diri kita untuk menjadi tuan dan nyonya di negeri kita sendiri. Supaya tidak hanya jadi penonton di negeri sendiri,” kata Risma di Surabaya, Ahad (15/9).
Risma berpendapat, untuk menyiapkan generasi muda berkualitas, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan berbagai program. Di antaranya pejuang muda yang menjadi wadah bagi para generasi muda untuk belajar dan berlatih mengembangkan wirausaha.
Para peserta pejuang muda, kata Risma, diberi pelatihan rutin setiap minggunya. “Mereka mendapatkan pendampingan wirausaha mulai awal merintis hingga memasarkannya. Mereka juga dilatih oleh Facebook untuk memasarkan usahanya lewat online,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut.
Risma menjelaskan, Pemkot Surabaya telah menyediakan Koridor di Gedung Siola yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti wifi, dan sebagainya. Di tempat itu, para pelaku usaha rintisan atau startup berkumpul. Bahkan, Koridor menjadi kantor bagi mereka untuk mengembangkan usahanya secara gratis.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyediakan berbagai macam beasiswa untuk anak-anak dari warga kurang mampu. Para penerima beasiswa itu tidak hanya diberikan bantuan biaya kuliahnya, namun mereka juga diupayakan untuk bisa bekerja selepas lulus kuliah.
“Kita kerja sama dengan banyak pihak. Jadi setelah mereka lulus kuliah bisa langsung bekerja. Ada pula kita beasiswa pilot dan pramugari yang bekerja sama dengan Citilink, mereka langsung bisa kerja setelah lulus,” kata Risma.
Risma kemudian membagikan trik supaya generasi muda berhasil menghadapi era 4.0. Menurutnya, era itu merupakan era kolaborasi atau kerja sama. Karena itu, dia meminta kepada generasi muda untuk tidak pernah menutup diri, melainkan harus membuka diri dari kondisi apapun.
“Kuncinya harus membuka diri kita, jangan mentang-mentang anak Biologi lantas tidak mau bergaul dengan anak fisika, itu kurang tepat. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, maka tutupilah kekurangan itu dengan belajar dan kerja sama dengan orang lain,” kata dia.