REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kabar wafatnya Presiden ketiga RI Prof Dr Ing BJ Habibie membuat duka seluruh warga Indonesia, tak terkecuali, warga Indonesia di Jerman.
Masyarakat Indonesia di Berlin mengadakan shalat gaib tepat usai shalat Maghrib berjamaah di Masjid al-Falah Berlin, Rabu (11/09) diimami oleh Ketua Komisi Pembinaan Seni dan Budaya Islam MUI Pusat, Habiburrahman El Shirazy, yang baru tiba di Berlin.
Sebelum melaksanakan shalat ghaib, Kang Abik–pangggilan akrabnya--terlebih dahulu menyampaikan tausiyah singkat terkait kebaikan-kebaikan dan jasa-jasa besar Habibie. Baik jasa bagi Indonesia maupun jasa bagi dunia Islam.
Menurut Kang Abik, Habibie berjasa besar membawa Indonesia ke era demokratis. “Bahkan boleh dikatakan Pak Habibie adalah peletak pondasi demokrasi yang menyelamatkan Indonesia di saat-saat yang kritis,” kata Kang Abik, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (12/9).
Kang Abik juga menyampaikan jasa besar Habibie yang memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang berprestasi di al-Azhar University, Mesir, saat ia menjadi ketua umum ICMI. Kang Abik sendiri termasuk mahasiswa yang menerima beasiswa Habibie ketika itu.
Nama-nama lain mahasiswa Mesir yang menerima beasiswa Habibie (ICMI) adalah TGB Dr M Zainul Majid, Dr Mukhlis M Hanafi, Dr Saiful Bahri, Dr Abdul Ghaful Maemun Zubair, Dr Oni Syahroni, Dr Abbas Mansur Tamam, Dr Zawawi Abdul Wahid, Dr Yuli Yasin, dan ratusan nama lainnya.
Shalat ghaib diikuti masyarakat Indonesia di sekitar Masjid al-Falah, Berlin. Termasuk ikut shalat ghaib adalah Dr Heru Susetyo, dosen Fakultas Hukum UI yang sedang mengikuti konferensi di Humbolt University, Berlin.
“Presiden BJ Habibie layak mendapatkan doa dan penghormatan dari seluruh rakyat Indonesia, atas segala jasanya,” ujar penulis novel Ayat Ayat Cinta itu.