Rabu 11 Sep 2019 10:06 WIB

Perajin Terasi Lampung Berhenti Produksi Sementara

Stok udang rebon terbatas sehingga perajin menghentikan produksi terasi sementara.

Red: Nur Aini
Terasi
Foto: Wikipedia
Terasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Perajin terasi di desa Lempasing, Bandar Lampung berhenti produksi sementara karena stok udang rebon yang terbatas.

"Bila udang melimpah biasanya perajin memproduksi terasi dalam jumlah yang banyak, tetapi karena saat ini stok terbatas akibat sedang tidak musim mereka biasanya menjual terasi produksi sebelumnya," kata Joni, salah seorang pedagang terasi, Pesawaran, Rabu (11/9).

Baca Juga

Menurut dia, perajin akan serempak memproduksi terasi bila udang sedang musim. Lalu terasi siap jadi akan dijual ke pasar dan sebagian disimpan untuk mengantisipasi berhentinya produksi akibat musim udang rebon usai.

"Proses produksi terasi membutuhkan rangkaian yang panjang dari menangkap udang rebon, lalu dikeringkan selama beberapa hari baru ditumbuk dan diberi garam, serta proses fermentasi selama satu bulan dan yang terakhir dicetak sehingga ketika udang sedang tidak musim secara otomatis produksi akan berhenti karena tidak ada bahan baku," katanya

Menurut dia, harga terasi satu paket isi 12 potong dibandrol dengan harga Rp 120 ribu. Harga tersebut telah sesuai dengan beban produksi dan upah buruh yang harus dibayarkan.

"Perajin terkadang menggunakan jasa buruh untuk membantu produksi terasi karena mereka dapat memproduksi dalam jumlah yang banyak jadi harga terasi di jual Rp 120 ribu itu sudah termasuk untuk biaya upah buruh," katanya.

Menurut Katijo salah seorang warga, desa Lempasing sebagai salah satu sentra produksi terasi udang asli, mengandalkan tangkapan udang segar dari warga sekitar. Sehingga bila musim udang usai warga memilih untuk menjual stok lama yang telah disimpan sambil menunggu musim udang rebon datang agar stok terasi di pasaran tetap terjaga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement