REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kondisi udara di wilayah Kota Palangka Raya dan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah semakin pekat sejak tiga hari belakangan. Hal itu membuat warga berinisitif menggelar Shalat Istisqa yaitu shalat minta hujan sesuai tuntutan dalam Islam. Mereka berharap Allah SWT menurunkan hujan agar kebakaran hutan dan lahan serta asap yang terjadi saat ini bisa segera berakhir.
Warga perumahan Bangas Permai yang merupakan kawasan padat penduduk di Kota Palangka Raya, Rabu pagi (11/9) menggelar Shalat Istisqa di lapangan sekitar Masjid Al Fattah. Sementara di Sampit juga digelar Shalat Istisqa. Pada Selasa (10/9) juga dilaksanakan shalat minta hujan oleh Kepolisian Resort Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Usaha di lapangan memadamkan kebakaran lahan sudah kita lakukan bersama, tapi ternyata masih terjadi kebakaran lahan dan asap. Makanya selain upaya di lapangan, kita juga melakukan ikhtiar berserah diri meminta agar Allah SWT menurunkan hujan," kata Wakapolres Kompol Endro Wibowo di Sampit.
Saat ini asap kebakaran lahan masih menyapu Sampit. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, indeks standar pencemaran udara di Sampit pada pukul 09.00 WIB masih dalam kategori Tidak Sehat dengan kadar polusi 209,18 mikrogram per meter kubik.
Shalat istisqa merupakan shalat sunat yang dianjurkan dalam Islam untuk dilaksanakan ketika terjadi kemarau panjang seperti sekarang. Apalagi kemarau di Kotawaringin Timur saat ini diperparah dengan kebakaran lahan dan kabut asap.
Shalat istisqa dipimpin Ustaz Abdul Muin sebagai imam dan khatib. Shalat sunat dua rakaat itu dilaksanakan di halaman Markas Polres Kotawaringin Timur diikuti polisi.
Jamaah terlihat khusyuk melaksanakan shalat di tengah Kota Sampit yang masih disaput asap tipis. Jamaah berharap ikhtiar tersebut akan dikabulkan Allah sehingga hujan segera turun.
Endro mengatakan, Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di lapangan terus bekerja memadamkan kebakaran lahan. Tim bekerja siang dan malam menanggulangi agar kebakaran lahan segera berakhir.
Upaya tersebut diharapkan juga didukung oleh masyarakat dengan mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Kepedulian itu sangat penting agar upaya yang dilakukan bisa lebih maksimal.
"Dari sisi penegakan hukum juga terus kami lakukan terhadap pelaku pembakar lahan agar memberikan efek jera. Tapi kami berharap yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat bahwa dampak kebakaran lahan itu membahayakan kita semua," kata Endro.
Sementara itu, Ustaz Abdul Muin mengatakan, kerusakan di muka bumi umumnya terjadi karena ulah manusia. Kebakaran lahan dan asap yang terjadi saat ini bisa jadi juga akibat kelalaian dan ulah manusia.
"Mudah-mudahan dengan shalat istisqa ini Allah segera menurunkan hujan," kata Abdul Muin.