REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 6.400 warga negara AS di Israel telah mengisi formulir daring pada Jumat (20/6/2025) saja untuk meminta informasi tentang kapan dan apakah pemerintah AS akan mengatur penerbangan evakuasi. Sebanyak 3.265 orang tambahan, beberapa di antaranya mungkin juga telah mengisi formulir tersebut, menghubungi nomor darurat untuk meminta bantuan.
AS sebelumnya mengevakuasi 79 staf dan keluarga dari Kedutaan Besar AS di Israel pada Jumat karena perang Israel lawan Iran. Semakin banyak warga negara Amerika mencari informasi tentang cara meninggalkan Israel dan juga Iran.
Memo internal Departemen Luar Negeri mengatakan penerbangan militer, yang kedua diketahui terjadi pekan ini, meninggalkan Tel Aviv menuju Sofia, Bulgaria. Sebagian atau semua penumpang akan mendapatkan penerbangan charter lanjutan ke Washington.
Dokumen tersebut, yang diperoleh oleh Associated Press, memperkirakan bahwa antara 300 dan 500 orang per hari mungkin memerlukan bantuan evakuasi jika AS memutuskan untuk menawarkan penerbangan atau kapal untuk mengeluarkan warga negaranya. Ini seperti yang dikatakan duta besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, sedang dipertimbangkan.
Ada sekitar 700 ribu warga AS di Israel, banyak dari mereka berkewarganegaraan ganda, menurut perkiraan, meskipun jumlah pastinya pada waktu tertentu tidak jelas. Sebab, warga negara AS tidak diharuskan memberi tahu kedutaan jika mereka berada di sana atau kapan mereka akan pergi.
Sebelumnya pada Jumat, sebelum memo tersebut didistribusikan, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce mengatakan kepada wartawan bahwa lebih dari 25 ribu warga Amerika telah meminta informasi tentang meninggalkan Israel, Tepi Barat, dan Iran.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa orang-orang tersebut telah mencari "informasi dan dukungan" dan "mencari petunjuk" untuk berangkat. Dia tidak akan memberikan rincian dari mana pertanyaan tersebut berasal dan tidak akan mengomentari evakuasi kedutaan.
Di Iran, dokumen tersebut mengatakan bahwa sedikitnya 84 warga negara AS dan penduduk tetap yang sah, atau pemegang Kartu Hijau, telah menyeberang ke negara tetangga Azerbaijan melalui jalur darat sejak konflik dimulai. Sebanyak 774 orang tambahan telah diberi izin masuk hingga Jumat.
Hampir 200 warga negara Amerika dan pemegang Kartu Hijau sedang menunggu izin untuk menempuh perjalanan darat dari Iran ke negara tetangga Turkmenistan, katanya.